REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia. Berdasarkan data Worldometers, hingga Jumat (25/6), terdapat 180.780.489 kasus penyakit wabah secara global, dengan jumlah kematian mencapai 3.916.350.
Virus corona jenis baru dapat menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui kontak fisik langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, Dr Edsel Salvaña, pakar penyakit menular asal Australia, mengingatkan tingkat penularan varian Delta yang kini menjadi kekhawatiran di banyak negara.
Varian Delta sekitar empat kali lebih menular daripada virus asli dari Wuhan. Varian yang pertama kali teridentifikasi di India itu dua kali lebih menular daripada varian Inggris.
"Itu pula tampaknya yang membuat orang lebih sakit dan orang yang lebih muda menjadi lebih sakit," katanya, dilansir laman News Abs- Cbn, Jumat (25/6).
Sementara itu, Departemen Kesehatan Australia mengingatkan, varian Delta dapat menular melalui kontak sekejap dengan orang yang terinfeksi. Para ahli telah menyatakan Covid 19 dapat menular setelah 15 menit kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, tapi varian baru ini tampaknya berbeda.
"Ini adalah kontak singkat. Artinya, Anda benar-benar harus melindungi diri sendiri setiap saat, jika tidak, ini akan menjadi tidak terkendali," kata Salvaña.
Beberapa gejala umum Covid-19 di antaranya adalah pilek, batuk, dan demam. Belakangan, sejak varian Delta mendominasi di Inggris, Prof Tim Spector dari King's College, London, mencermati gejala Covid-19 menjadi berbeda.