Rabu 30 Jun 2021 19:55 WIB

Dubes RI untuk Jepang Ajak Wisudawan UMM Jadi Manusia Unggul

Dubes Hari Akhmadi yakin manusia unggul akan selalu berusaha mengabdi ke masyarakat

Menghadirkan Duta Besar Indonesia untuk Jepang merangkap Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggelar wisuda yang ke 100 pada Sabtu (26/6) lalu.
Foto: UMM
Menghadirkan Duta Besar Indonesia untuk Jepang merangkap Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggelar wisuda yang ke 100 pada Sabtu (26/6) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menghadirkan Duta Besar Indonesia untuk Jepang merangkap Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggelar wisuda yang ke 100 pada Sabtu (26/6) lalu. Agenda yang berlokasi di Dome UMM ini dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Mulai dari tes antigen, cek suhu hingga penggunaan masker. Adapun wisuda tersebut digelar secara kombinasi daring dan luring.

Mengawali wisuda, Dr. Fauzan, M.Pd. selaku rektor mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan UMM yang kembali mendapatkan rekognisi internasional. Setelah awal tahun ini ditetapkan sebagai perguruan tinggi Islam terbaik dunia versi UniRank, UMM juga dinobatkan sebagai kampus bintang tiga oleh QS Stars, lembaga yang berpusat di London, Inggris pada Kamis (24/6). 

“Ada dua variabel yang kita raih dengan nilai sempurna lima bintang, yakni employability dan fasilitas. Artinya, kompetensi yang dimiliki oleh alumni-alumni UMM sudah layak bersaing tidak hanya di level nasional, tapi juga di tingkat internasional,” ucapnya.

Fauzan juga tidak lupa memberi selamat kepada para wisudawan yang telah berjuang menyelesaikan pendidikannya hingga akhirnya hari ini bisa dikukuhkan. Ia juga berharap berbagai ilmu yang didapat bisa menjadi ilmu yang bermanfaat untuk kebaikan bersama. 

“Tidak ada istilah tidak percaya diri karena saudara dilahirkan dari almamater yang memiliki reputasi internasional. Saya mendoakan para wisudawan agar bisa menjadi kebanggan keluarga dan bangsa dalam waktu dekat,” ungkap Fauzan.

photo
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggelar wisuda yang ke 100 pada Sabtu (26/6) lalu. - (Universitas Muhammadiyah Malang (UMM))

Sementara itu, Heri Akhmadi mengawali orasi ilmiahnya dengan memberi selamat kepada UMM. Menurutnya, raihan anugerah kampus Islam terbaik dunia dan rekognisi internasional lain yang dicapai merupakan hasil kinerja dan komitmen dari seluruh pimpinan dan civitas akademika yang ada. 

Di samping itu, ia mengatakan bahwa para wisudawan tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan saja, tapi juga harus melakukan penelitian. Tidak lain tidak bukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan itu pula. 

“Tidak cukup sampai di situ, saudara juga harus mengabdi kepada masyarakat. Ketiga poin inilah yang biasa kita sebut dengan Tridharma perguruan tinggi,” tutur Heri.

Ia juga sempat menyinggung terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Menurutnya, program tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dunia pendidikan. Satu di antaranya adalah memerdekakan kampus dari berbagai sekat yang selama ini membuat proses pendidikan terkesan lembam dan tidak inovatif.

Selain itu, MBKM ini juga memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk menetapkan mata kuliahnya sendiri dengan pilihan yang luas. Tidak hanya di lingkup Prodinya saja, tapi juga berkesempatan untuk memperoleh mata kuliah dari Prodi lain.

“Bahkan, mereka juga didorong untuk bisa mengambil mata kuliah di perguruan tinggi lain. Tidak terbatas pada perguruan tinggi level Indonesia saja, tapi juga bisa memperoleh suasana pembelajaran di luar negeri. Begitupun dengan pemberian kesempatan bagi peserta didik untuk merasakan atmosfer dunia kerja dengan sertifikat yang diakui,” tutur dia menerangkan.

Lebih lanjut, Heri juga menuturkan bahwa tujuan dari pembelajaran model ini adalah untuk membangun manusia yang unggul. Tidak hanya menjadi manusia yang merdeka, beriman, bertaqwa, berilmu dan berbudaya saja. Namun juga menjadi pribadi yang selalu berusaha mengabdi pada masyarakat dengan ide-ide terbaik dan inovatif.

Terakhir, ia berharap kebijakan MBKM tidak hanya dipraktekkan ketika berkuliah, tapi juga bisa dilanjutkan setelah para wisudawan dikukuhkan. Sehingga akan terwujud manusia yang selalu belajar dan memperbaiki diri secara merdeka. “Pada 2045, Indonesia akan memasuki era emas. Tentu kita berharap akan ada manusia-manusia unggul yang muncul dengan kualifikasi yang sudah saya sampaikan tadi,” pungkas Heri pada orasinya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement