Senin 05 Jul 2021 04:26 WIB

Baca Berita atau tidak, Covid-19 akan Tetap Mendekati Anda

Peningkatan orang yang terpapar Covid-19 di Indonesia memang sangat mengkhawatirkan.

Sejumlah pasien berada didekat tenda darurat RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6). Lonjakan Covid-19 membuat RS membuat tenda darurat untuk merawat pasien. Foto ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika.
Sejumlah pasien berada didekat tenda darurat RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6). Lonjakan Covid-19 membuat RS membuat tenda darurat untuk merawat pasien. Foto ilustrasi

Oleh : Ichsan Emrald Alamsyah, jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, "Sudahlah bu, nggak usah banyak baca berita, bikin takut malah imun turun," seloroh seorang ibu yang kebetulan satu mobil dan bersebelahan dengan penulis. Ibu pertama ini mengomentari ketakutan ibu kedua yang bercerita soal saudaranya yang terinfeksi Covid-19.

Ibu pertama ini menambahkan pernyataannya, yang penting sekarang menjaga kesehatan dan menjauhi berita-berita negatif. Alasannya, kembali ia menyebut bahwa saat ini media, secara umum mungkin maksudnya, membuat berita yang lebih mementingkan clickbait sehingga sering kali membuat judul yang 'menyeramkan'.

Sebagai jurnalis, penulis sebenarnya tidak tersinggung akan tetapi malah takut. Takut karena si ibu sepanjang perjalanan mengoceh tanpa henti sehingga mendorong penulis dua hari kemudian melakukan tes antigen.

Sialnya, bukan soal hasil tes penulis, akan tetapi ternyata pernyataan si ibu pertama memang secara hasil studi 'sebagian' benar. Banyak hasil studi mengungkapkan bahwa berita-berita terkait penyebaran Covid-19 membuat sebagian orang mengalami gangguan kecemasan dan stres.

Meski begitu, yang perlu anda ketahui bahwa jurnalis atau wartawan itu seperti seakan-akan menjalankan tugas kenabian. Bahwa selain menuliskan atau menyiarkan berita duka namun juga mengabarkan cerita gembira.

Hanya saja untuk saat ini, tidak ada cara lain untuk mengabarkan bahwa kita memang sedang mengalami gelombang kedua Covid-19. Hal ini juga sudah dinyatakan Satgas Penanganan Covid-19.

Tepat, Sabtu (3/7) ini Indonesia kembali mencatatkan rekor kasus positif Covid-19 harian sebanyak 27.913 kasus.  Sementara kasus kematian turun sedikit dibandingkan Jumat, yaitu dari 539 menjadi 493 kasus.

Satu hal yang mengkhawatrkan Ini hari kelima berturut-turut rekor kasus baru harian sejak pandemi. Sementara sehari sebelumnya, Jumat (2/7) kasus baru Covid-19 sebanyak 25.830 kasus. Kasus tertinggi dilaporkan oleh Jakarta sebanyak 9.702, diikuti oleh Jawa Barat dengan 5.393 kasus baru dan Jawa Tengah sebanyak 3.224 kasus.

Bila ada yang berpikir bawa media lokal saja yang mengabarkan berita 'duka' ini maka mereka salah. Media internasional juga menyoroti semakin dahsyatnya penyebaran Covid-19 di Indonesia, apalagi dengan bertambahnya beragam varian.

Sejumlah media asing menyoroti rekor penambahan kasus Covid-19 dalam sehari di Indonesia. Channelnewsasia misalnya melaporkan, beban kasus harian Indonesia meningkat lebih dari empat kali lipat dalam waktu kurang dari sebulan.

Channelnewsasia menilai, krisis telah mendorong sistem perawatan kesehatan Indonesia ke jurang kehancuran, sehingga tenda darurat didirikan di luar fasilitas medis. Koridor rumah sakit dipenuhi dengan orang sakit, dan pasien yang terinfeksi telah ditolak dari rumah sakit karena tidak mampu menampung lagi.

Varian virus Delta yang sangat menular, pertama kali diidentifikasi di India dan sekarang hadir di setidaknya 85 negara. Varian baru ini telah mendorong gelombang baru-baru ini, terhitung lebih dari 80 persen kasus baru di beberapa daerah.

Media asing lainnya, thegreaterindia juga mewartakan bahwa Indonesia memberlakukan PPKM di Jawa dan di Bali. Kementerian Kesehatan RI telah menyatakan bahwa varian Delta dari Covid-19 telah mendorong gelombang terbaru dan menyumbang lebih dari 80 persen kasus baru di beberapa daerah.

Sementara itu, theguardian menyoroti tentang Indonesia yang telah berulang kali mengumumkan rekor kasus selama dua pekan terakhir. Pada Kamis (1/7), Indonesia mencatat rekor tertinggi baru, yaitu 24.836 kasus baru dan 504 kematian. Pakar kesehatan, tulis mereka, percaya penyebaran varian Delta dan perjalanan selama liburan Idul Fitri Juni 2021 lalu telah mendorong lonjakan kasus Covid-19.

Di saat yang sama, kadang kala media juga berupaya menyampaikan kabar gembira, minimal petunjuk untuk meraihnya. Misalnya saat ini saban hari media menyampaikan gejala varian baru yang timbul di Indonesia.

Media juga di saat yang sama mengabarkan bahwa ada beragam makanan yang kaya vitamin dan gizi agar tidak terjangkit Covid-19. Media juga tidak henti mengabarkan jumlah warga Indonesia yang telah mendapatkan vaksin dan dimana anda bisa mendapatkannya.

Namun apapun yang media sampaikan, sebagian dari kita pasti merasakan Covid-19 mulai masuk dalam setiap sendi-sendi kehidupan kita. Pesan di media sosial ataupun ponsel tidak henti-henti mengabarkan teman yang positif Covid-19 ataupun meninggal. Media sosial juga dibanjiri permintaan bahkan permohonan orang-orang yang berusaha mencari kamar rumah sakit, transfusi darah, atau tabung oksigen untuk orang yang mereka cintai. Sehingga cara terbaik saat ini adalah sebisa mungkin tidak kemana-mana dan menunggu kami mengabarkan saat terbaik untuk bebas keluar rumah kembali.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement