REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan laporan yang diterima Majelis Ulama Indonesia (MUI), khususnya di daerah DKI Jakarta, proses jenazah keluar dari rumah sakit (RS) membutuhkan waktu yang lama. Waktu terlama yang dibutuhkan jenazah untuk keluar dari RS sekitar 20 jam.
"Tercatat kemarin untuk (jenazah) keluar dari rumah sakit untuk pemulasaraan jenazah itu membutuhkan waktu sekitar 20 jam, karena memang kekurangan tenaga pemulasaraan, memandikan, mengkafani sampai penguburan jenazah," kata Ketua Gerakan Nasional (Gernas) Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi MUI, Lukmanul Hakim saat peluncuran Gernas MUI secara daring dan luring, Selasa (3/8).
Lukmanul mengatakan, MUI dalam gerakan nasional ini akan bekerja bersama pemerintah, kementerian, lembaga dan juga pihak-pihak lain. Melalui gerakan nasional MUI khususnya di bidang keagamaan dan sosial, MUI juga sudah melakukan pelatihan-pelatihan pemulasaraan jenazah.
"Prihatin sekali ketika sudah menjadi jenazah pun mereka sulit keluar dari rumah sakit hanya untuk menunggu dimandikan, tercatat (proses jenazah keluar dari RS) yang terlama adalah 20 jam lebih," ujarnya.
Ia menilai, sektor pemulasaraan jenazah mungkin kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Padahal sebenarnya tenaga memandikan jenazah dan gali kubur menjadi sangat strategis pada masa pandemi Covid-19 ini. Maka di sektor itulah MUI akan masuk melalui gerakan nasional ini.
Di forum yang sama, Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir, menyampaikan, untuk mengatasi masalah pandemi Covid-19 ini butuh kolaborasi bersama. Dia melihat, masalah vaksinasi di Indonesia masih terkendala. Kecepatan proses vaksinasi belum mencapai target.
Ia mengatakan, maka dengan adanya Gernas Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi MUI, diharapkan program percepatan vaksinasi di masyarakat bisa berlangsung semakin cepat dan menjangkau banyak kalangan.
"Percepatan vaksin perlu kita tingkatkan. Kita berupaya mengajak semua masyarakat sadar pentingnya percepatan vaksinasi ini. BUMN Farmasi akan terus mendorong ketersediaan vaksin," jelasnya.