Rabu 04 Aug 2021 03:42 WIB

MUI Nilai Tenaga Pemulasaraan Jenazah Kurang Saat Pandemi

Waktu terlama yang dibutuhkan jenazah untuk keluar dari RS sekitar 20 jam.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
 Petugas menggunakan APD menggotong peti mati jenazah Covid-19 di tempat pemakaman di Setia Alam, di luar Kuala Lumpur Malaysia. Pemerintah Malaysia melalui Lembaga Pengurusan Bencana Negara (NADMA) memberikan santunan 5.000 ringgit Malaysia atau Rp 17 juta untuk ahli waris warganya yang meninggal dunia karena Covid-19.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Petugas menggunakan APD menggotong peti mati jenazah Covid-19 di tempat pemakaman di Setia Alam, di luar Kuala Lumpur Malaysia. Pemerintah Malaysia melalui Lembaga Pengurusan Bencana Negara (NADMA) memberikan santunan 5.000 ringgit Malaysia atau Rp 17 juta untuk ahli waris warganya yang meninggal dunia karena Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan laporan yang diterima Majelis Ulama Indonesia (MUI), khususnya di daerah DKI Jakarta, proses jenazah keluar dari rumah sakit (RS) membutuhkan waktu yang lama. Waktu terlama yang dibutuhkan jenazah untuk keluar dari RS sekitar 20 jam.

"Tercatat kemarin untuk (jenazah) keluar dari rumah sakit untuk pemulasaraan jenazah itu membutuhkan waktu sekitar 20 jam, karena memang kekurangan tenaga pemulasaraan, memandikan, mengkafani sampai penguburan jenazah," kata Ketua Gerakan Nasional (Gernas) Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi MUI, Lukmanul Hakim saat peluncuran Gernas MUI secara daring dan luring, Selasa (3/8).

Baca Juga

 

Lukmanul mengatakan, MUI dalam gerakan nasional ini akan bekerja bersama pemerintah, kementerian, lembaga dan juga pihak-pihak lain. Melalui gerakan nasional MUI khususnya di bidang keagamaan dan sosial, MUI juga sudah melakukan pelatihan-pelatihan pemulasaraan jenazah.

"Prihatin sekali ketika sudah menjadi jenazah pun mereka sulit keluar dari rumah sakit hanya untuk menunggu dimandikan, tercatat (proses jenazah keluar dari RS) yang terlama adalah 20 jam lebih," ujarnya.

Ia menilai, sektor pemulasaraan jenazah mungkin kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Padahal sebenarnya tenaga memandikan jenazah dan gali kubur menjadi sangat strategis pada masa pandemi Covid-19 ini. Maka di sektor itulah MUI akan masuk melalui gerakan nasional ini.

Di forum yang sama, Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir, menyampaikan, untuk mengatasi masalah pandemi Covid-19 ini butuh kolaborasi bersama. Dia melihat, masalah vaksinasi di Indonesia masih terkendala. Kecepatan proses vaksinasi belum mencapai target.

Ia mengatakan, maka dengan adanya Gernas Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi MUI, diharapkan program percepatan vaksinasi di masyarakat bisa berlangsung semakin cepat dan menjangkau banyak kalangan.

"Percepatan vaksin perlu kita tingkatkan. Kita berupaya mengajak semua masyarakat sadar pentingnya percepatan vaksinasi ini. BUMN Farmasi akan terus mendorong ketersediaan vaksin," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement