Senin 09 Aug 2021 17:18 WIB

Gitaris Rock Brian May Kritik Erick Clapton yang Antivaksin

Brian May sebut kelompok anti-vaxxers sebagai orang bodoh.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Subarkah
Brian May, ilmuwan fisika dan gitaris grup musik rock legendaris Queen
Foto: wikipedia
Brian May, ilmuwan fisika dan gitaris grup musik rock legendaris Queen

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA –- Bagi anda penggemar musik rock pasti kenal gitaris band Queen, Brian May, yang sangat piwai memetik gitar. Berbagai lagu hits lahir dari tangannya bersama legenda Queen lainnya, seperti mendiang Freddie Mercury atau Farrokh Bulsara. Lagu-lagu mereka abadi sampai kini.

Namun jarang orang tahu bahwa May ternyata seorang ilmuwan, tepatnya ilmuwan fisika. Bahkan, tak tanggung-tanggung dia adalah pemegang gelar doktor di bidang ilmu ini.

Maka sebagai seorang "seniman plus ilmuwan" May sangat rasional. Belakangan kala pandemi Covid-19 meluas di seantero dunia, May menjadi sosok yang berani menentang sebagian musisi top yang menentang vaksin atau disebut kelompok antivaksin.

Belakangan May, ppun telah mengungkap pandangannya tentang sikap gitaris legenda Inggris lainnya, yakni Eric Clapton dan kelompok anti-vaxxers tersebut. Menurut May, sikap Clapton yang menentang penggunaan masker dan vaksinasi Covid-19 termasuk hal bodoh.

Hal itu ia ungkap dalam sebuah wawancara dengan the Independent, di mana dia dimintai pendapat tentang sikap Clapton dan gerakan anti-vaxxers yang meluas. Clapton, gitaris sekaligus musisi rock-blues, secara terbuka menentang pembatasan wilayah, masker, hingga vaksinasi Covid-19.

“Kelompok anti-vax, maaf, saya pikir mereka itu bodoh. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa vaksinasi membantu. Secara keseluruhan vaksin sangat aman. Akan selalu ada efek samping dalam obat apa pun yang diminum, tetapi untuk mengatakan bahwa vaksin adalah rencana untuk membunuh seseorang, itu rasanya sangat gila,” kata May seperti dilansir Farout Magazine, Senin (9/8).

Namun begitu, dalam ranah musik, May mengaku bahwa dirinya begitu mengagumi Clapton. Dia juga menegaskan bahwa perbedaan pandangan tentang Covid-19 tidak membuat rasa hormatnya luntur.

"Saya mengagumi Eric Clapton, dia pahlawan saya. Namun memang kami memiliki pandangan yang sangat berbeda dalam banyak hal. Tetapi saya tidak akan pernah berhenti menghormati pria itu," kata dia.

Perdebatan sengit ihwal vaksinasi muncul setelah Pemerintah Inggris mengumumkan bahwa bukti vaksinasi akan menjadi persyaratan hukum di tempat-tempat umum mulai September. Clapton mengkritik kebijakan tersebut karena dinilai sangat diskriminatif.

“Menyusul pengumuman Perdana Menteri Inggris pada Senin 19 Juli 2021, saya merasa terhormat untuk membuat pengumuman sendiri: Saya ingin mengatakan bahwa saya tidak akan tampil di panggung mana pun, di mana ada penonton yang terdiskriminasi. Kecuali ada ketentuan yang dibuat untuk semua orang untuk hadir, saya berhak untuk membatalkan pertunjukan,” kata Clapton.

Ini bukan akhir dari protes Clapton. Pada bulan Desember, dia dan Morrison merilis single 'Stand and Deliver'. Lagu ini hanyalah salah satu dari banyak lagu anti-lockdown yang dirilis Morrison.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement