Kamis 19 Aug 2021 05:58 WIB

Cara Kopi Tuli Bertahan di Tengah Pandemi

Kopi Tuli manfaatkan penjualan daring lewat media sosial.

Kopi tuli, kopi yang dijual oleh tiga sekawan tuna rungu atau tuli. Kopi ini hadir karena banyak penolakan dunia kerja terhadap mereka yang tuli.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Kopi tuli, kopi yang dijual oleh tiga sekawan tuna rungu atau tuli. Kopi ini hadir karena banyak penolakan dunia kerja terhadap mereka yang tuli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tetap produktif dan merambah penjualan daring dengan memanfaatkan media sosial menjadi cara Kopi Tuli menghadapi hambatan pandemi Covid-19, kata salah satu Pendiri Kedai Kopi Tuli Putri Santoso. Berinovasi harus dilakukan agar usaha tidak terlibas pandemi.

"Sebelum corona banyak sekali orang berdatangan ketemu teman-teman tuli, belajar bahasa isyarat, belajar komunikasi. Setelah corona, aduh benar-benar turun drastis. Tapi kami tetap semangat, tetap terus produktif," kata Putri, dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) "Edisi Tangguh tanpa Mengeluh" yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (18/8).

Baca Juga

Kedai Kopi Tuli, menurut lulusan desain komunikasi visual Bina Nusantara itu, selama pandemi tetap produktif berusaha. Selain itu, pihaknya mulai melakukan penjualan secara daring, menjual kopi per botol sehingga pelanggan semua tetap nyaman menikmati.

Kopi Tuli juga memanfaatkan media sosial untuk berjualan kopi secara live. "Kalau buka usaha, pertama, memang harus berani ambil risiko apapun. Kedua, jangan malu, jangan minder, kita harus berani, yang penting semangat berani dan pantang menyerah. Kalau ada yang jelek enggak apa-apa, kita cari cara baru," ujar dia.

Justru di masa pandemi ini, Putri mengaku bisa membaca prospek usaha baru yang menarik dikembangkan, yakni makanan dan minuman sehat. "Sekarang orang fokus pada isu kesehatan, kesadaran masyarakat lebih tinggi. Terus kamibisa buat makanan dan minuman lebih sehat, seperti jamu, misalnya, karena corona ini buat orang mulai sadar tentang kesehatan," katanya.

Ia mengatakan ingin membuka usaha Kopi Tuli di banyak tempat dan memberdayakan teman-teman tuli lebih banyak lagi, serta bekerja sama dengan pelaku UMKM. Dia berharap semoga Indonesia menjadi lebih inklusif ke depannya bagi teman-teman tuli.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Ghafur Akbar Dharmaputra mengatakan, pada dasarnya sebagai negara yang memperjuangkan kemerdekaannya, jiwa perjuangan sudah ada dari dulu. Menurut dia, kalau anak-anak muda sekarang tidak mengalami perjuangan untuk kemerdekaan, maka semangatnya digunakan untuk mengatasi persoalan yang ada.

Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya, Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh menjadi cerminan masyarakat Indonesia sehingga semua perlu optimistis di masa pandemi. "Yang perlu kita pahami jangan cepat bertepuk dada. Perjalanan masih panjang, pandemi belum disebut berhenti, bahkan oleh WHO. Kebiasaan 3M atau 5M harus tetap dilakukan. Kita harus siaga meski pertumbuhan ekonomi sudah sampai enam persen tapi tetap harus membuat kita waspada," ujar Ghafur.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement