REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog di Polandia telah menemukan kuburan massal yang diduga sebagai bukti kekejaman Nazi. Kuburan massal ini diduga berisi sisa-sisa sekitar 500 orang.
Jenazah yang dikubur disana diduga terkait dengan 'Kejahatan Pomerania'. Insiden mengerikan itu terjadi di provinsi Pomerania sebelum perang di Polandia ketika Nazi menduduki negara itu pada 1939.
Nazi membunuh hingga 35.000 orang di Pomerania pada awal perang. Bahkan Nazi kembali pada tahun 1945 untuk membunuh lebih banyak orang, serta menyembunyikan bukti pembantaian sebelumnya dengan menggali dan membakar tubuh para korban.
Begitu banyak orang terbunuh pada tahun 1939 dan 1945 di satu daerah Pomerania, dekat pinggiran kota Chojnice, yang kemudian dikenal secara lokal sebagai Death Valley atau lembah kematian.
"Mereka dieksekusi disana, dan saksi berspekulasi bahwa tubuh para korban dibakar untuk menutupi bukti," kata arkeolog dan antropolog budaya di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia, Dawid Kobiałka, dilansir dari Livescience pada Jumat (20/8).
Setelah perang dunia II, pada tahun 1945, penggalian di tempat di Death Valley itu menemukan sisa-sisa 168 orang. Tetapi terbukti dari laporan penggalian dan kesaksian saksi bahwa ada lebih banyak kuburan yang ditemukan.
"Sudah umum diketahui bahwa tidak semua kuburan massal dari tahun 1939 ditemukan dan digali, dan kuburan mereka yang terbunuh pada tahun 1945 juga tidak digali," ujar Kobiałka.
Untuk menyelidiki, Kobiałka dan rekan-rekannya menggunakan teknik non-invasif untuk mempelajari daerah tersebut, termasuk dengan lidar (deteksi dan jangkauan cahaya). Mereka menggunakan tembakan laser dari pesawat untuk memetakan topografi tanah.
Penggunaan lidar mengungkapkan parit yang telah digali tentara Polandia pada tahun 1939 untuk mengantisipasi perang dengan Nazi. Tetapi hanya beberapa bulan kemudian, Nazi menggunakan parit ini untuk menyembunyikan mayat korban mereka.
"Eksekusi terjadi di parit. Korban jatuh ke parit atau mayatnya dibuang oleh pelaku. Nanti parit ditimbun tanah," ucap Kobiałka.
Di lokasi parit, tim melakukan survei di bawah tanah dengan radar penembus tanah, analisis medan elektromagnetik dan resistivitas listrik. Mereka menemukan banyak anomali tersembunyi di bawah tanah.
Survei detektor logam juga mengungkapkan banyak artefak, yang membuat para peneliti menggali delapan parit. Sejak itu, mereka telah menemukan lebih dari 4.250 artefak, banyak dari tahun 1939 dan 1945, termasuk peluru, selongsong peluru, dan kayu hangus yang kemungkinan digunakan untuk membakar mayat. Penelitian dipublikasikan di jurnal Antiquity.