REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Universitas Padjajaran (Unpad) menjadwalkan akan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Oktober mendatang. Kebijakan tersebut dilakukan mengingat kondisi di wilayah Bandung Raya yang berada di level 3 penyebaran Covid-19.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Arief Kartasasmita mengatakan pembelajaran tatap muka sementara dilakukan untuk kegiatan laboratorium atau praktikum yang tidak dapat dilaksanakan daring. Sedangkan kegiatan tatap muka di kelas tetap dilaksanakan secara daring.
“Untuk kegiatan tatap muka di kelas, perkuliahan akan tetap dilakukan secara daring,” ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Senin (13/9). Ia menuturkan, bagi mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum harus mendapatkan izin dari orang tua.
Apabila tidak mendapatkan izin atau kesulitan memperoleh transportasi ke kampus maka diberikan layanan praktikum daring atau ditunda tahun depan tanpa diberikan sanksi. Mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum harus sudah divaksin dan tercatat pada aplikasi PeduliLindungi.
Mahasiswa pun wajib mengisi aplikasi AMARI dan melakukan check in melalui aplikasi PeduliLindungi. Arief mengatakan pihaknya sudah mengatur jumlah mahasiswa yang berada di laboratorium serta memadatkan waktu pembelajaran.
Baca juga : Andai Bang Ipul Jadi Bintang K-Pop
“Kita batasi dengan mengikuti protokol kesehatan. Kita akan atur agar pelaksanaan praktikumnya sekitar 1-2 bulan saja,” ujarnya.
Ia mempersilahkan mahasiswa yang berasal dari luar Sumedang atau Bandung Raya yang tidak memiliki tempat bermukim untuk menggunakan asrama di kampus sebagai tempat singgah praktikum. Bagi mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhir dan harus hadir di kampus maka dilakukan dalam jumlah terbatas.
Arief menambahkan, vaksinasi telah dilakukan kepada mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, keluarga dosen dan tenaga kependidikan. Serta masyarakat di sekitar kampus Bandung dan Jatinangor. Pihaknya mengingatkan mahasiswa tetap wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Mohon disikapi dengan bijak dan bertanggung jawab agar tidak menimbulkan klaster baru di Unpad,” katanya.