REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pfizer memulai studi fase yang disebut sebagai ke 2/3 dari antivirus oral untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat itu melakukannya dengan menguji efektivitas dari ritonavir dosis rendah.
Mikael Dolsten sebagai kepala ilmiah, penelitian, pengembangan, dan medis Pfizer mengatakan bahwa dampak Covid-19 yang berkelanjutan di seluruh dunia membutuhkan penanganan yang lebih efektif bagi orang-orang yang tertular maupun pernah terpapar. Ia meyakini bahwa jika uji coba antivirus oral yang dilakukan Pfizer ini berhasil, maka potensi pencegahan penyakit akan semakin tinggi.
"Jika berhasil, kami yakin bahwa terapi ini dapat membantu menghentikan virus lebih awal, yang berpotensi mencegah penyakit simtomatik pada mereka yang telah terpapar dan menghambat timbulnya infeksi pada orang lain," ujar Dolsten, dilansir Fox News, Selasa (28/9).
Studi fase 2/3 yang disebut sebagai EPIC-PEP, (Evaluation of Protease Inhibition for Covid-19 in Post-Exposure Prophylaxis), adalah uji coba acak, double-blind, terkontrol plasebo, ditetapkan untuk mendaftarkan hingga 2.660 orang dewasa sehat berusia mulai 18 tahun. Ini juga termasuk lansia yang tinggal dengan anggota keluarga dengan infeksi Covid-19 yang bergejala.
Peserta dalam penelitian secara acak menerima antivirus oral yang disebut sebagai PF-07321332/ritonavir atau plasebo dua kali setiap hari selama lima atau 10 hari. Perawatan ini dirancang untuk diberikan lebih awal, seperti saat ada gejala-gejala ringan yang muncul.