REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Ahli glasiologi di University of California (UCI), Irvine dan Jet Propulsion Laboratory Badan Antariksa Amerika (NASA) memeriksa dinamika yang mendasari pelepasan gunung es A68 berukuran Delaware dari lapisan es Larsen C Antartika pada Juli 2017. Mereka menemukan kemungkinan penyebabnya adalah penipisan melange es. Melange es adalah campuran cair dari salju yang tertiup angin, puing-puing gunung es, dan air laut beku yang biasanya berfungsi untuk menambal keretakan.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Prosiding National Academy of Sciences, dilansir di Phys, Selasa (28/9), para peneliti melaporkan bahwa studi pemodelan mereka menunjukkan penipisan melange menjadi pendorong utama runtuhnya lapisan es.
Sirkulasi air laut di bawah lapisan es dan pemanasan radiasi dari atas, kata mereka, secara bertahap memperburuk lapisan es selama beberapa dekade.
Lapisan es dianggap menopang dan mencegah gletser di darat mengalir lebih cepat ke laut. Pengetahuan baru tentang dinamika keretakan ini menjelaskan hubungan yang sebelumnya kurang diketahui antara perubahan iklim dan stabilitas lapisan es.
"Penipisan melange es yang merekatkan sebagian besar lapisan es mengambang adalah cara lain perubahan iklim dapat menyebabkan mundurnya lapisan es Antartika dengan cepat," kata rekan penulis Eric Rignot, profesor ilmu sistem Bumi UCI.
"Dengan pemikiran ini, kita mungkin perlu memikirkan kembali perkiraan kita tentang waktu dan tingkat kenaikan permukaan laut dari hilangnya es kutub, yaitu, itu bisa datang lebih cepat dan dengan ledakan yang lebih besar dari yang diperkirakan," jelasnya.
Dengan menggunakan Model Sistem Lapisan Es dan Permukaan Laut NASA, pengamatan dari misi Operation IceBridge badan tersebut, dan data dari NASA dan satelit Eropa, para peneliti menilai ratusan celah di lapisan es Larsen C untuk menentukan mana yang paling rentan pecah.