REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kanker serviks adalah kanker keempat yang paling umum terjadi pada wanita secara global dengan lebih dari 500 ribu kasus baru dan diperkirakan 250 ribu kematian setiap tahun. Data Globocan 2020 menunjukkan, di Indonesia ditemukan 36.633 kasus baru kanker serviks dengan jumlah kematian sebanyak 21.003 kasus.
Menurut Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Meike Rachmawati,dr.,M.Kes.,SpPA, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) saat ini bukan hanya terfokus pada kesehatan balita. Namun, juga kesehatan reproduksi dari para ibu-ibu muda yang termasuk generasi milenial.
"Para kader dan anggota posyandu yang terdiri dari ibu-ibu muda milenial ini tidak hanya melulu membahas tentang Kesehatan anak, tetapi diharapkan mampu mengenali gejala-gejala dini kanker serviks," ujar Meike dalam siaran persnya, Jumat (15/10).
Selain itu, menurut Meike, kader Posyandu harus memiliki pemahaman akan pentingnya deteksi dini pap smear sebagai salah satu screening kanker serviks. "Posyandu Sejahtera harus memiliki visi misi yang berkaitan dengan kesehatan ibu dana anak," katanya.
Oleh karena itu, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat FK Unisba berkolaborasi dengan posyandu sejahtera (kecamatan Buahbatu) dan komunitas pemuda yang tergabung dalam KNPI Kecamatan Buahbatu. PKM ini mengusung isu strategis pembangunan kota Bandung untuk Peningkatan derajat kesehatan dan lingkungan hidup berkualitas. PKM tersebut, tepatnya berlokasi di Pos pelayanan terpadu “SEJAHTERA” terletak di Jl Andir Swadaya.
Meike mengatakan, permasalahan yang dihadapi Posyandu Sejahtera dari hasil in depth interview dengan ketua kader posyandu, adalah di daerah tersebut banyak pasangan usia subur. Jumlahnya mencapai 328 orang, namun cukup jarang diadakan kegiatan yang sifatnya sosialisasi peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan kanker cerviks.
Padahal, usia subur merupakan usia yang rawan terkena infeksi HPV dan dapat mengalami keadaan dysplasia sebagai lesi precursor kanker cerviks. "Oleh karena itu, kami merasa perlu melakukan pelatihan pada ibu-bu dari total 328 PUS orang akan di bentuk satgas ibu muda millennial sebanyak 40 orang," katanya.
Menurutnya, dengan jumlah pasangan usia subur yang tinggi yaitu 328 orang serta jumlah wanita usia subur sebanyak 529 orang sangat rentan dengan kejadian kanker serviks uteri, terutama fase prekanker.
"Permasalahan prioritas adalah harus ada peningkatan sumber daya manusia berupa peningkatan softskill sebagai ibu muda milenial yang terlatih dalam menyosialisasikan tanda, gejala, penyebab dan deteksi dini kanker serviks," katanya.
Selain itu, kata dia, perlu adanya pemeriksaan pap smear sebagai deteksi dini para ibu muda milenial. Pembentukan satgas ibu muda milenial, pembuatan poster video dan pemeriksaan pap smear merupakan solusi dari permasalahan yang dihadapi mitra dalam mewujudkan pelaksanaan Kesehatan reproduksi wanita usia subur.
"Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai titik awal para relawan milenial untuk terjun langsung mengawal posyandu yang mampu berpartisipasi dalam pencapaian Kesehatan reproduksi guna mendukung pembangunan Kesehatan," katanya.
Menurutnya, kegiatan pengabdian ini terdiri dari sosialisasi satgas ibu muda milenial, pembuatan poster dan video seta pemeriksaan pap smear. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 4 September 2021 ini, diakhir kegiatan ini diharapkan terdapatnya satgas ibu muda milenial dalam menyosialisasikan kanker serviks.
Program kemitraan masyarakat ini, kata dia, sesuai dengan fokus unggulan kegiatan PKM FK Unisba yaitu penyakit Penyakit Degeneratif terutama kanker serviks melalui peningkatan sumber daya manusia.
"Pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan softskill sebagai ibu muda milenial yang terlatih dalam mensosialisasikan tanda, gejala, penyebab dan deteksi dini kanker servik," katanya.
Target lainnya, kata dia, kegiatan yang telah disusun oleh tim menjadi satu artikel di Prosiding Internasional MORES tahun 2021 sebagai satu artikel ilmiah pada GMHC terindeks sinta 2, serta bahan ajar.