Data Juno sebelumnya menunjukkan bahwa aliran jet di atmosfer Jupiter mencapai lebih jauh, hingga kedalaman sekitar 3.200 km. Bolton mengatakan asumsi berdasarkan bagaimana atmosfer Bumi berperilaku, serta model yang dihasilkan selama beberapa dekade terakhir, telah memberi kesan bahwa Great Red Spot adalah badai yang relatif dangkal.
“Jupiter bekerja dengan cara misterius yang kami ungkapkan untuk pertama kalinya-karena ini adalah misi pertama yang dapat melihat ke dalam planet ini dan kita melihat kejutan,” tambah Bolton.
Jupiter dan Bumi adalah dunia yang sangat berbeda, tidak hanya dalam hal ukuran. Bumi adalah tempat berbatu. Jupiter tidak memiliki permukaan padat meskipun mungkin memiliki inti dalam yang solid.
Juno telah mengorbit Jupiter sejak 2016, memperoleh informasi tentang atmosfer, struktur interior, medan magnet internal dan wilayah di sekitarnya yang diciptakan oleh magnet internal. Juno juga akan terbang dengan bulan besar Jupiter Europa dan Io, serta menjelajahi cincin kecil di sekitar planet ini.
Great Red Spot telah berevolusi dalam bentuk dari waktu ke waktu dan ada indikasi bahwa itu mungkin menyusut ukurannya.
“Ini badai terbesar di seluruh tata surya. Tidak ada yang seperti itu,” kata Bolton. “(Badai) ekstrem biasanya menarik, tetapi juga menciptakan keindahan yang luar biasa,” ujar dia lagi.