REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan akan memperkuat link and match antara pendidikan dan pelatihan vokasi di Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) yang berada di bawah Kemenparekraf untuk disesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia pada industri pariwisata. Diharapkan PTNP akan menghasilkan lulusan-lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
"Lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi harus mampu beradaptasi dengan dunia kerja. Sehingga, link and match antara pendidikan dan pelatihan vokasi harus difokuskan sesuai kebutuhan pasar kerja," kata Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam keterangannya, Sabtu (30/10).
Mendukung hal tersebut, kerja sama dengan industri harus diperkuat. Termasuk dalam penyusunan kurikulum vokasi yang akan melibatkan industri.
"Up-skilling guru dan dosen (serta infrastruktur) pendidikan dan pelatihan vokasi juga harus selalu melek teknologi," kata Giri.
Giri menjelaskan, pandemi corona yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia membuat berbagai perubahan yang cukup pesat. Karenanya, berbagai akselerasi harus dilakukan pemerintah termasuk PTNP sebagai upaya mengatasi permasalahan yang timbul dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.
Di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter pemimpin perguruan tinggi yang berani untuk berubah, mengubah, dan mengkreasi hal-hal baru serta berkolaborasi menciptakan SDM unggul dan berdaya saing merupakan fondasi untuk membangun perguruan tinggi pariwisata ke depan. Sumber daya manusia unggul menjadi salah satu faktor yang dapat membantu mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Karenanya, pengembangan sumber daya manusia (SDM) berkualitas tetap menjadi agenda utama. Mutu perguruan tinggi menjadi penentu kemajuan suatu bangsa. Di tengah transformasi dunia yang sangat cepat, penciptaan sumber daya manusia unggul perlu dilakukan. Untuk itu kualitas mutu perguruan tinggi pariwisata perlu terus ditingkatkan. Pendidikan yang lebih baik, inklusif, dan berdampak luas bagi pembangunan SDM Indonesia," kata Giri.