Kamis 11 Nov 2021 12:29 WIB

Gerhana Bulan Parsial Terpanjang Terjadi Pekan Depan

Gerhana Bulan Purnama Micor Beaver berlangsung sekitar tiga jam 28 menit dan 23 detik

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi gerhana bulan parsial.
Foto: Science Alert
Ilustrasi gerhana bulan parsial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerhana bulan parsial terpanjang abad ini diprediksi berlangsung antara 18 dan 19 November. Fenomena indah ini akan terlihat, diantaranya adalah di 50 negara bagian di Amerika Serikat (AS). 

Badan Antariksa AS (NASA) memperkirakan bahwa gerhana Bulan Purnama Micor Beaver berlangsung sekitar tiga jam 28 menit dan 23 detik. Ini dimulai sekitar 02.19 dini hari dan mencapai puncak maksimum sekitar 04.00 waktu setempat.

Baca Juga

Micro Beaver menjadi nama yang diberikan karena terjadi ketika bulan berada pada titik terjauh dari Bumi dan menjelang musim perangkap berang-berang. Gerhana bulan sebagian ini terjadi ketika bayangan Bumi menutupi 97 persen bulan Purnama dan akan menjadi yang terpanjang sepanjang abad ini. 

Menurut Holcomb Observatory di Butler University, Indiana, gerhana bulan ini juga akan menjadi gerhana bulan parsial terlama dalam 580 tahun terakhir. Gerhana bulan terjadi ketika Bumi meluncur di antara bulan dan matahari, sehingga bayangan Bumi mengalami gerhana atau seperti ‘jatuh’ ke bulan. 

Bayangan dapat menghalangi semua, atau dalam kasus sebagian besar gerhana, cahaya matahari dan membuat bulan menjadi berwarna merah tua. Kemerahan bulan ini terjadi karena cahaya dari matahari, meski terhalang langsun oleh umbra Bumi atau bagian tergelap dari bayangannya membelok di sekitar planet manusia ini dan bergerak untuk mencapai bulan. 

Atmosfer Bumi menyaring panjang gelombang cahaya yang lebih pendek dan biru, memungkinkan panjang gelombang merah dan oranye lewat. Setelah panjang gelombang merah dan oranye ini melewati atmosfer Bumi, mereka melanjutkan perjalanan ke bulan, membuatnya seperti ‘bermandikan’ cahaya merah.

Meski tahap awal gerhana terjadi sebelum bulan muncul di wilayah di Asia Timur, Australia, dan Selandia Baru, pengamat gerhana di wilayah ini akan dapat melihat gerhana saat mencapai puncaknya. Sebaliknya, orang-orang di Amerika Selatan dan Eropa Barat akan melihat bulan terbenam sebelum gerhana mencapai puncaknya.

Sayangnya, tidak ada gerhana yang akan terlihat dari wilayah Afrika, Timur Tengah atau Asia Barat. Daerah lain mungkin menemukan awan menghalangi pandangan bulan.

Gerhana bulan cenderung terjadi dua kali setahun. Akan ada gerhana bulan penuh antara 15 dan 16 Mei 2022, diikuti oleh fenomena serupa antara 7 dan 8 November pada akhir tahun itu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement