Ahad 21 Nov 2021 20:36 WIB

Banyak Negara Kini Punya Vaksin Covid-19 Sendiri

Beberapa negara di dunia kini menciptakan vaksin Covid-19 sendiri.

Seorang petugas kesehatan memberikan suntikan vaksin Pfizer COVID-19 kepada seorang pria saat kampanye vaksinasi di sebuah Puskesmas di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, Rabu, 17 November 2021.
Foto: AP/Binsar Bakkara
Seorang petugas kesehatan memberikan suntikan vaksin Pfizer COVID-19 kepada seorang pria saat kampanye vaksinasi di sebuah Puskesmas di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, Rabu, 17 November 2021.

Oleh : Nora Azizah, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Pandemi belum juga berakhir. Hal ini pula yang memicu banyak negara mulai menciptakan vaksin Covid-19 buatan sendiri.

Setahun belakangan, mungkin vaksin Sinovac buatan China, AstraZeneca milik Oxford-Inggris, atau Pfizer asal Amerika Serikat (AS) yang menjadi penopang vaksinasi di dunia. Namun kini, perkembangan vaksin membuat banyak negara kian terpacu mengolah vaksin buatannya sendiri.

Salah satu negara yang mulai mengembangkan vaksin Covid-19 adalah Rusia. Vaksin asal Rusia, Sputnik V, dibuat oleh The Gamaleya Research Institute Rusia.

Sputnik V mulai dilakukan uji klinis pada Juni 2020 lalu. Meski pada awalnya uji klinis ini menuai kontroversi, Sputnik V dilaporkan sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA). Bahkan, Indonesia juga memberi izin EUA Sputnik V untuk usia di atas 18 tahun.

Para ilmuwan Rusia mengklaim Sputnik V memiliki nilai kemanjuran hingga 92 persen. Kini, Sputnik V bergabung dengan AstraZeneca yang mencampur dua jenis vaksin tersebut. Campuran keduanya diklaim lebih kuat, dan tidak menimbulkan efek samping.

Tak hanya Rusia, India kini juga menciptakan vaksin Covid-19 produksi lokal. Dibuat oleh Bharat Biotech, vaksin ini sudah mengantongi izin penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelum mengantongi izin WHO, Covaxin sudah dipakai dengan izin darurat di India pada Januari lalu. Covaxin mulai dipakai ketika 'tsunami Covid-19' tengah melanda India.

Dalam studinya, vaksin Covaxin diklaim memiliki keampuhan hingga 78 persen mencegah Covid-19 parah. Tak hanya itu, Covaxin juga sudah diakui di banyak negara. Beberapa negara mengizinkan pendatang yang sudah divaksinasi dengan Covaxin masuk ke negaranya, salah satunya Inggris.

Menyusul Rusia dan India, Prancis juga tengah mengembangkan vaksin Covid-19. Vaksin yang dikembangkan perusahaan farmasi Prancis, Valneva, menawarkan cara kerja yang berbeda.

Vaksin bernama VLA2001 ini dibuat dengan teknik yang menyerupai flu dan polio. Saat ini, umumnya vaksin Covid-19 bekerja dengan menargetkan 'spike protein'. Namun, VLA2001 nantinya akan bekerja menstimulasi respons imun terhadap semua virus.

Beberapa ilmuwan menyebutkan, VLA2001 yang bekerja demikian tidak akan bermasalah meski virus Covid-19 bermutasi. Vaksin VLA2001 tetap akan bekerja maksimal. Ini pula yang membuat VLA2001 akan unggul dari vaksin-vaksin Covid-19 yang ada saat ini.

Pada saat uji klinis terakhir dilakukan, peneliti mencatat tidak ada kasus Covid-19 berat yang terjadi pada penerima VLA2001. Padahal, saat itu, tingkat penyebaran Delta sedang tinggi.

Kembali ke dalam negeri, Indonesia juga tengah berjuang mengembangkan vaksin Covid-19 buatan sendiri. Vaksin yang diberi nama Merah Putih ini sedang dikembangkan para peneliti dari Universitas Airlangga, Surabaya.

Para peneliti tengah mengembangkan bibit vaksin untuk pencegahan Covid-19. Nantinya, bibit vaksin ini akan digunakan untuk memproduksi vaksin yang dilakukan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Vaksin Covid-19 akan diproduksi dengan nama Merah Putih.

Hingga kini, vaksin Covid-19 Merah Putih tengah menjalankan uji klinis selama kurang lebih satu tahun. Apabila tidak ada kendala, vaksin Merah Putih akan diedarkan ke masyarakat di tahun depan.

Namun, tidak hanya vaksin Covid-19 Merah Putih yang akan beredar sebagai vaksin lokal di Indonesia. Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengungkapkan empat kandidat vaksin Covid-19 lokal, termasuk Merah Putih. Produksi vaksin-vaksin ini juga disebutkan akan dimulai tahun depan.

Vaksin buatan Bio Farma dan Anhui Zheifei Longcom Biopharmaceutical tengah mengembangkan vaksin Covid-19 Zifivax. Vaksin ini sudah mendapatkan izin EUA dari BPOM.

Kemudian, ada pula vaksin buatan PT Etana Biotech yang menggandeng Walfax Abogen. Vaksin ini akan menggunakan mRNA dengan bahan baku impor.

Terakhir, ada vaksim buatan BUMN yang dikembangkan Baylor Medical College. Vaksin ini juga diharapkan bisa beredar di 2022 setelah menyelesaikan uji klinis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement