REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Galau itu bisa menjadi sebuah karya, jangan galau terus. Itulah yang diucapkan mahasiswa Prodi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Syafiq Rifqy Zakin dalam acara UMM Talks. Pada kegiatan ini, UMM Talks mengangkat tema "Merawat Motivasi Self-Improvement lewat Buku" yang dilaksanakan dalam siaran langsung di YouTube UMM.
Pria disapa Syafiq ini mengungkapkan, buku berjudul Pura-Pura menjadi Manusia adalah karya terbarunya sekaligus buku keenam yang sudah diterbitkan. Ada perbedaan buku jenis ini di masa dahulu dan sekarang. Dahulu, buku-buku sejenis menyediakan motivasi kuat sebagai manusia.
"Sedangkan self improvement masa sekarang lebih kepada bagaimana menyadarkan akan diri sendiri. Perbedaan-perbedaan inilah yang ingin saya coba tuangkan dalam buku ini,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (25/11).
Syafiq menerangkan, lima buku yang dia garap sebelumnya adalah novel dengan genre romantis. Sebab itu, di buku keenamnya ini dia memberanikan diri untuk menulis buku self improvement. Ia juga mengaku, pada awal-awal penyusunan, penerbit memberikan beberapa buku referensi sebagai acuan untuknya dalam menulis.
Selain itu, ia juga diharuskan untuk melakukan riset agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih maksimal. Ia melakukan wawancara kepada beberapa informan yang memiliki perbedaan latar. Hal itu demi memperkaya bahan dan informasi serta memperluas bahasan.
Ditanya ihwal tentang motivasinya dalam menulis, ia bercerita semua karyanya berawal dari salah satu novel yang ia baca. Buku tersebut berjudul ‘Negeri Lima Menara’ karya Ahmad Fuadi. Buku tersebut mengisahkan satu kelompok santri yang berjuang untuk mendapatkan ilmu dan wawasan baru hingga menggapai cita-cita yang diimpikan.
Hal itu selaras dengan apa yang Syafiq rasakan ketika menempuh pendidikan di Pondok Pesantren ar-Rahmah, Malang. Hal itu membuatnya sangat khidmat ketika membaca satu persatu halaman buku tersebut. Selain itu, dia juga mengagumi sosok Ahmad Fuadi sebagai salah satu penulis favoritnya.
Syafiq menilai pengalaman enam tahun pendidikan di pesantren juga turut andil dalam membentuk jati dirinya. Begitupun dengan keahliannya dalam menulis buku dan melahirkan karya-karya menarik.
Selain menulis buku, Syafiq kini juga aktif di berbagai media sosial. Ia mengunggah konten-konten yang memberikan beragam quotes menarik di akunnya @sdavincii. "Utamanya dalam hal self improvement dan romance, sesuai dengan tulisan yang sudah saya susun dalam buku-bukunya," kata dia menambahkan.