REPUBLIKA.CO.ID, KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sebelum coffe shop bertebaran bak layangan di langit sore, sejak era penjajahan Kompeni, warung kopi sudah banyak bertebaran di wilayah Hindia Belanda. Namun, tidak hanya warung kopi yang benar-benar menjual cita rasa minuman hitam tersebut, warung yang menjual kopi dengan tambahan servis plus-plus dari pramusaji juga sudah ada. Di era sekarang warung remang-remang tersebut dikenal dengan istilah "Kopi Pangku".
"Kopinya diminum, penjualnya dipangku", begitu kira-kira ucapan nyeleneh para pelanggannya.
Di era sekarang, warung kopi yang menyediakan pelayanan seksual yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia memiliki berbagai istilah. Selain Warkopang (Warung Kopi Pangku), ada juga sebutan Warung Kopi Senang, Warung Kopi Pangkon, atau Dakocan yang merupakan akronim dari Dagang Kopi Cantik. Istilah-istilah ini mengerucut kepada satu penjelasan, pramusaji yang menjual kopi berparas ayu, berpakaian seksi, dan bersedia memberikan pelayanan tambahan.
Ditemui Kurusetra ketika sedang bersantai, SS, menceritakan pengalamannya menjadi pelanggan kopi pangku di wilayah Cibitung. "Istilahnya Cibitung TB, tenda biru," kata SS membuka percakapan, Kamis (20/1/2022).
BACA BERITA SELENGKAPNYA DI SINI.