REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Pandemi yang masih terjadi di berbagai negara membuat kelangkaan chip terus menghantui industri otomotif global. Bahkan, kelangkaan semikonduktor itu berpeluang untuk berlanjut hingga tahun depan.
Dikutip dari Drive pada Jumat (28/1), kelangkaan itu masih memaksa sejumlah pabrikan mengurangi atau bahkan menghentikan produksi untuk model tertentu. Kondisinya pun diperparah oleh adanya pegawai pabrik mobil yang terpapar Covid-19 sehingga fasilitas produksi pun tak bisa beroperasi dengan optimal.
Beberapa pabrikan yang menyatakan penurunan produksi adalah Ford dan Toyota. Sejumlah faktor itu membuat Toyota mengurangi produksi mulai Februari 2022.
Jika tadinya Toyota bisa melakukan proses produksi dengan output 850 ribu unit, maka pengurangan ini membuat pabrikan Jepang itu hanya akan memproduksi mobil sebanyak 700 ribu unit mulai bulan depan.
Beberapa produk yang harus dikurangi produksinya diantaranya adalah Yaris, Corolla, Camry dan Land Cruiser. Selain itu, sejumlah produk Lexus seperti Lexus LC, LS, IS, RC NX dan LX juga ikut dipangkas produksinya.
Di satu sisi, ternyata kelangkaan ini justru membuka peluang bagi brand pada segmen tertentu. Karena, pada segmen kendaraan mewah, konsumen cenderung rela membayar lebih demi segera memperoleh mobil impianya. Hal ini pun terjadi pada sejumlah konsumen BMW dan Mercedes Benz.
Dikutip dari Irish Times beberapa waktu lalu, fenomena tersebut juga terjadi selama adanya kelangkaan chip atau semikonduktor. Karena, kelangkaan tersebut membuat pasokan mobil tertentu mengalami hambatan.
Kondisi ini pun membuat konsumen harus menunggu mobil impianya selama beberapa bulan. Tapi, bagi yang berkantong tebal dan membutuhkan mobil dengan segera, maka konsumen tersebut akan rela membayar lebih agar mobil impianya segera dikirimkan.