Senin 18 Apr 2022 09:29 WIB

Sering Jadi Bumbu dan Obat Herbal, Benarkah Lada Hitam Menyehatkan?

Lada hitam sudah sejak lama menjadi bagian dari pengobatan tradisional.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Lada hitam sudah sejak lama menjadi bagian dari pengobatan tradisional.
Foto: www.pixabay.com
Lada hitam sudah sejak lama menjadi bagian dari pengobatan tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lada hitam, buah kering dari pohon anggur Piper nigrum, telah menjadi bagian dari pengobatan tradisional India (Ayurveda) selama ribuan tahun. Praktisi Ayurveda percaya, lada hitam memiliki sifat karminatif yaitu meredakan perut kembung. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, lada hitam digunakan untuk mengobati epilepsi. Namun, apakah benar lada hitam berpengaruh pada kesehatan?

Dilansir dari laman The Conversation, Senin (18/5/2022), ilmu pengetahuan modern menunjukkan lada hitam memang memberikan manfaat kesehatan, terutama sebagai hasil dari alkaloid yang disebut piperin. Ini adalah bahan kimia yang memberi lada rasa pedas dan antioksidan kuat.

Baca Juga

Antioksidan adalah molekul yang membersihkan zat berbahaya yang disebut radikal bebas. Studi laboratorium pada hewan dan sel telah menunjukkan piperin mampu melawan radikal bebas ini.

Dalam satu penelitian, tikus dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan beberapa tikus diberi diet normal dan tikus lain diberi diet tinggi lemak. Satu kelompok tikus diberi diet tinggi lemak yang dilengkapi dengan lada hitam dan kelompok tikus lainnya diberi makan diet tinggi lemak yang dilengkapi dengan piperin.

Tikus yang diberi diet tinggi lemak yang dilengkapi dengan lada hitam atau piperin memiliki penanda kerusakan radikal bebas yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tikus yang hanya diberi diet tinggi lemak. Memang, penanda kerusakan radikal bebas mereka sebanding dengan tikus yang diberi diet normal.

Piperine juga memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis terkait dengan berbagai penyakit, termasuk penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis. Penelitian pada hewan menunjukkan piperin mengurangi peradangan dan rasa sakit pada tikus dengan arthritis.

Lada hitam juga dapat membantu tubuh menyerap senyawa bermanfaat tertentu dengan lebih baik, seperti resveratrol. Studi menunjukkan resveratrol dapat melindungi terhadap penyakit jantung, kanker, Alzheimer dan diabetes.

Masalah dengan resveratrol, cenderung pecah sebelum usus dapat menyerapnya ke dalam aliran darah. Lada hitam, telah ditemukan untuk meningkatkan bioavailabilitas resveratrol, yaitu lebih banyak tersedia bagi tubuh untuk digunakan.

Lada hitam juga dapat meningkatkan penyerapan kurkumin, yang merupakan bahan aktif dalam bumbu kunyit anti-inflamasi yang populer. Para ilmuwan menemukan mengkonsumsi 20 mg piperin dengan 2 g kurkumin meningkatkan ketersediaan kurkumin pada manusia sebesar 2.000 persen.

Penelitian lain menunjukkan lada hitam dapat meningkatkan penyerapan beta-karoten, senyawa yang ditemukan dalam sayuran dan buah-buahan yang diubah tubuh menjadi vitamin A. Beta-karoten berfungsi sebagai antioksidan kuat yang dapat melawan kerusakan sel. Penelitian menunjukkan mengonsumsi 15 mg beta-karoten dengan 5 mg piperin sangat meningkatkan kadar beta-karoten dalam darah dibandingkan dengan mengonsumsi beta-karoten saja.

Lada hitam mungkin juga memiliki sifat melawan kanker. Studi tabung menemukan piperin mengurangi reproduksi sel kanker payudara, prostat dan usus besar dan mendorong sel kanker untuk mati.

Para peneliti membandingkan 55 senyawa dari berbagai rempah-rempah dan menemukan bahwa piperin adalah yang paling efektif dalam meningkatkan efektivitas pengobatan khas untuk kanker payudara triple-negatif, jenis kanker yang paling agresif.

Piperine juga menunjukkan efek yang menjanjikan dalam meminimalkan resistensi multidrug dalam sel kanker, yang berpotensi mengurangi efektivitas kemoterapi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement