REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pada tanggal 11 Februari 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggulirkan Merdeka Belajar Episode 15, yaitu Kurikulum Merdeka yang merupakan pengembangan dari Kurikulum Prototipe sebagai bagian penting upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama dialami. Kurikulum ini memiliki keunggulan, di antaranya 1) 20-30 persen jam pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek; 2) sederhana dan mendalam: fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya; 3) lebih merdeka bagi siswa, guru, dan sekolah; dan 4) prinsip relevan dan interaktif.
Penerapan kurikulum baru harus dibarengi dengan pemahaman para pemangku kepentingan utamanya pemahaman dari satuan pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah dan guru-guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum.
Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman para kepala sekolah dan guru dinilai belum memadai. Hal ini terungkap dari hasil survei kepada guru-guru di sekolah yang menyatakan bahwa sebagian besar guru dan kepala sekolah merasa belum menguasai Kurikulum Merdeka. Hal ini disebabkan oleh belum tersampaikannya informasi mengenai Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah karena kegiatan sosialisasi tentang merdeka belajar yang diselenggarakan oleh pemerintah masih terbatas.
Dalam rangka mendukung program pemerintah dalam menyebarluaskan dan memberikan pemahaman mengenai Kurikulum Merdeka kepada para kepala sekolah dan guru, sekolah-sekolah di Kota Depok yang tergabung dalam komunitas Forum Sekolah Enam Lima (FSEL) dengan Pengawas Pembina Kusnandar Ssi MSi menyelenggarakan in house training Kurikulum Merdeka Episode Pertama: Sosialisasi Kurikulum Merdeka.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa (19/4) Kegiatan ini diikuti oleh 6 sekolah negeri dan swasta di Kota Depok, yakni: SMAN 8, SMAN 13, SMA Genesis Medicare, SMA Kasih, SMA Pondok Daun, dan SMA Al-Jannah. Pada kesempatan tersebut masing-masing sekolah menghadirkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru BK dan atau staf wakil kepala sekolah. Kegiatan diawali dengan penanyangan video motivasi dan ice breaking oleh narasumber.
Adapun tujuan penyelenggaraan kegiatan in house training tersebut adalah untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman para peserta tentang konsep Kurikulum Merdeka sebagai bekal peserta dalam mengaplikasikan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
“Selama acara para peserta mengikuti kegiatan dengan sangat antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh keinginan yang sangat kuat dari para peserta untuk mengetahui secara mendalam mengenai Kurikulum Merdeka,” kata Supeni MPd selaku ketua FSEL dan kepala SMAN 8 Depok seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Beberapa peserta mengakui bahwa selama ini mereka belum pernah mendapatkan informasi secara menyeluruh tentang Kurikulum Merdeka. Setelah mengikuti in house training , para peserta mengatakan cukup mengerti tentang Kurikulum Merdeka. Hal ini didukung oleh penyampaian yang jelas dari pemateri, yakni Kusnandar SSi MSi. yang sekaligus juga sebagai Pengawas Pembina.
Para peserta berharap akan ada lanjutan kegiatan yang mengupas lebih dalam lagi mengenai Kurikulum Merdeka sehingga mereka akan lebih siap untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di sekolah masing-masing. “Kegiatan in house training Kurikulum Merdeka Seri berikutnya akan membahas tentang analisis capaian pembelajaran, TP dan ATP; pembelajaran diferensiasi; penyusunan modul ajar; asesmen pembelajaran paradigm baru; projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan Kurikulum operasioan satuan pendidikan,: ungkap Supeni.
Kegiatan in house training Kurikulum Merdeka Episode Pertama ini sebelumnya telah dilaksanakan oleh anggota FSEL Kota Bogor, pada tanggal 30 Maret 2022 di SMA Satu Bakti dihadiri oleh guru-guru dari SMA Taman Siswa dan SMA Satu Bakti; dan pada tanggal 18 April 2022 di SMA Kosgoro Kota Bogor dihadiri oleh seluruh guru SMA Kosgoro.
Supeni menjelaskan, FSEL adalah kependekan dari Forum Sekolah Enam Lima. Istilah Enam Lima menggambarkan jumlah sekolah yang menjadi anggota komunitas ini. Enam Lima bukan berarti berjumlah enampuluh lima, namun bermakna enam sekolah yang berlokasi di Kota Depok dan lima sekolah yang berlokasi di Kota Bogor. “Insya Allah pada tahun ajaran 2022/2023 dari 11 anggota FSEL, tujuh anggota akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Mandiri berubah,” .
Rincian anggota FSEL adalah enam sekolah berlokasi Depok yaitu SMA Negeri 8 Kota Depok, SMA Negeri 13 Kota Depok, SMAS Genesis Medicare Kota Depok, SMAS Islam Alam dan Sains Al-Jannah Kota Depok, SMAS Kasih Pancoran Mas Kota Depok, dan SMAS Pondok Daun Kota Depok. Sedangkan lima sekolah lainnya berlokasi di Bogor, yaitu SMAS Bogor Raya Kota Bogor, SMAS Kosgoro Kota Bogor, SMAS PGRI 3 Kota Bogor, SMAS Kristen YPK Satu Bakti Kota Bogor, dan SMA Taman Siswa Kota Bogor.