Ahad 19 Jun 2022 17:04 WIB

Nepal akan Pindahkan BaseCamp Everest Gara-Gara Gletser Mencair

Gletser yang terletak di ketinggian rawan meleleh karena perubahan iklim.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Pendaki gunung Everest
Foto: Foxnews
Pendaki gunung Everest

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendaki yang mencoba untuk mencapai puncak Gunung Everest mungkin akan segera menghadapi jalan yang lebih menantang. Sebab, Nepal berencana untuk merelokasi basecamp-nya sekitar 400 meter lebih rendah karena perubahan iklim.

Everest terletak di perbatasan Nepal-China, dengan dua kamp di sisi berlawanan dari dasar gunung. Gletser Khumbu, yang tertinggi di dunia adalah rumah bagi basecamp selatan. 

Baca Juga

Gletser di ketinggian yang jauh ini pun rentan terhadap perubahan iklim. Menurut penelitian tahun 2018, es berkurang dengan kecepatan satu meter per tahun, dan pemerintah Nepal percaya itu tidak lagi aman untuk digunakan sebagai basecamp.

Dilansir dari BBC, Taranath Adhikari, direktur jenderal departemen pariwisata Nepal, mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan relokasi dan kami akan segera memulai konsultasi dengan semua pemangku kepentingan.

“Ini pada dasarnya tentang beradaptasi dengan perubahan yang kami lihat di base camp dan itu menjadi penting untuk keberlanjutan bisnis pendakian gunung,” ucap dia, dilansir dari ZME Science, JUmat (17/6/2022).

 

Perubahan iklim dimulai

Basecamp sekarang terletak 5.400 meter di atas garis salju gunung. Namun,  diperkirakan akan pindah 400 meter lebih rendah ke daerah tanpa es sepanjang tahun. Pemindahan ini sebagai tanggapan atas rekomendasi komisi yang ditunjuk pemerintah yang bertugas memfasilitasi dan memantau pendakian gunung di wilayah Everest yang sangat populer di Nepal.

Sebagian besar gletser tertutup puing-puing. Namun ada bagian yang terkena es terbuka yang dikenal sebagai tebing es, yang membuat gletser tidak stabil karena mencair. Menurut Scott Watson, salah satu peneliti dari studi tahun 2018, meningkatnya jatuhan batu dan aliran air lelehan di gletser dapat berbahaya bagi pejalan kaki.

Menurut pihak berwenang setempat, aliran di tengah base camp telah menyebar, dan retakan di permukaan gletser lebih sering berkembang. Mereka juga melaporkan mendengar suara keras di base camp, yang mereka kaitkan dengan es yang meluncur atau batu yang jatuh.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini,South Col, gletser lain di Gunung Everest telah mencair 80 kali lebih cepat daripada yang terbentuk. Gletser telah kehilangan 55 meter (180 kaki) es, dan para ahli percaya itu akan hilang dalam 25 tahun. 

Es mulai menghilang sekitar 1800 dan muncul kembali pada 1950-an, meningkat jauh lebih cepat selama 2000-an.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement