REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan orasi ilmiah dan pembekalan kepada 1.784 wisudawan Pascasarjana, Sarjana, dan Profesi Universitas Nasional (Unas) di Jakarta Convention Center (JCC), Ahaf (19/6/2022). Airlangga menyampaikan kepada generasi milenial agar lebih kreatif dalam membaca peluang untuk berkompetisi di tingkat nasional maupun global di tengah tantangan digitalisasi yang semakin berkembang.
Orasi ilmiah Airlangga Hartarto mendapat respons positif dari Rektor dan para Guru Besar Unas. Rektor Unas El Amry Bermawi Putera menyatakan bahwa orasi ilmiah Menko Perekonomian tersebut memberikan data yang aktual. Menurutnya permasalahan 5 C (covid, conflict, climate change, commodity crisis, cost of living) yang diangkat Airlangga merupakan fenomena global. Namun bangsa Indonesia mampu menangani dan melawati problem tersebut.
“Alhamdulillah informasi-informasi itu dari tangan pertama dan (hasilnya) sangat menggembirakan. Informasi yang langsung dan tidak digoreng-goreng dan betul apa adanya. Hal ini menunjukkan kinerjanya Pak Menko. Menurut saya, kita kan termasuk Champions dalam menangani Covid-19. Malah dunia minta tolong Indonesia untuk penanganan Covid-19,” kata El Amry.
Menurut dia, hal itu tak lepas dari pengalaman panjang Airlangga di Partai Golkar, level eksekutif maupun legislatif sehingga tahu permasalahan lapangan.
“Saya kira on the track lah. Beliau sebagai pembantu Presiden, sudah melakukan tugasnya dengang baik untuk negara. Salah satu yang cocok sebagai pemimpin bangsa ini, lama di Golkar, lama juga di DPR, tahu masalah legislatif, eksekutif, kompletlah,” kata El Amry.
Senada dengan rektor Unas, Guru Besar Universitas Nasional lainnya Umar Basalim memberikan apresiasi kepada orasi Airlangga. Dalam pemikirannya, pemaparan Menko Perekonomian itu sangat tepat. Mampu memberikan stimulus kepada para wisudawan tentang masa depan. Menjelaskan pos-pos yang harus mereka tempati dan menawarkan pekerjaan yang sifatnya berbasis digital. Jadi bisnis di bidang digital masih terbuka lebar.
“(Orasi) Pak Airlangga itu mengena sekali ya. Menggambarkan masa depan, terus menjelaskan pos-pos yang mereka tempati. Dia menawarkan kepada para wisudawan yang sifatnya berbasis digital. Jadi kesempatan untuk digitalisasi itu masih terbuka,” terang Guru Besar di bidang ekonomi dan politik tersebut. “Oleh sebab itu, ilustrasi (pemaparan Airlangga) jadi dalam satu kata yaitu mengena.”
Dikutip dari Antara, dalam pembekalan tersebut, Airlangga menyampaikan sejumlah hal.
"Sesudah para wisudawan lulus ini ada beberapa pilihan apakah akan menjadi profesional, wirausahawan, pendidik, penulis atau apapun pilihan yang terbaik. Bagi wisudawan ini menjadi tantangan untuk lebih kreatif dan lebih cerdas untuk membaca peluang," ujar Airlangga di hadapan para wisudawan universitas swasta tertua di Indonesia ini.
Selain itu, ia menyampaikan agar para wisudawan terus terhubung dengan universitas karena dengan seluruh dinamika yang berubah maka diperlukan life long learning. Menurut dia, hal itu akan membantu para alumninya dalam berkarier di masyarakat.
Demikian pula universitasnya akan sangat terbantu dengan para alumni yang sudah berhasil di masyarakat untuk memberikan feedback ilmu kepada kampus. Jadi siklus seperti ini membuat universitas menjadi sangat kaya akan informasi dan perubahan-perubahan yang terjadi.
"Tentu ini adalah tantangan bagi kita semua dan tentu bagi kami di pemerintah ini adalah bagaimana para angkatan kerja bisa difasilitasi dan para lulusan bisa beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja dan tentu saya berharap akan tumbuh enterpreneur-enterpreneur baru," kata dia.
"Pemerintah tentu tinggal menyediakan fasilitasnya saja dan pemerintah terus menyiapkan untuk para entrepreneur fasilitas pembiayaan termasuk Kredit Usaha Rakyat dan kemudian berbagai fasilitasi yang lain," kata Airlangga menambahkan.
Ia juga berharap bagi mahasiswa yang ingin berwirausaha bisa memanfaatkan pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah termasuk bagi anak muda yang ingin bergerak di sektor digital. Itu karena, sambungnya, Indonesia merupakan pasar digital yang di tahun 2020 mencapai 44 miliar dolar Amerika Serikat (AS), di tahun 2021 mencapai 70 miliar dolar AS dan di tahun 2025 nanti sebesar 130 miliar dolar AS sehingga hal ini adalah yang terbesar di ASEAN.
"Jadi kalau mau bergerak di bidang digital maka dia biasanya untuk menjadi unicorn dia harus beroperasi di Indonesia dan ini adalah pasar yang sangat besar dan ini saatnya adalah sekarang. Oleh karena itu ini adalah opportunity bagi para alumni," ucapnya.