REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jerman akan mengurangi insentif keuangan untuk membeli mobil listrik tahun depan setelah kesepakatan dalam koalisi pemerintahan. Hal itu dilakukan karena popularitas kendaraan yang semakin meningkat membuat subsidi pemerintah tidak diperlukan, kata kementerian ekonomi Jerman.
Insentif, atau premi, yang dibayarkan kepada pembeli mobil listrik akan kedaluwarsa sepenuhnya setelah jumlah yang dialokasikan sebesar 3,4 miliar euro (3,44 miliar dollar AS) dari anggaran dua tahun ke depan dihabiskan, menurut sumber pemerintah.
"Kendaraan elektronik menjadi semakin populer dan tidak lagi membutuhkan subsidi pemerintah di masa mendatang," kata Menteri Ekonomi Robert Habeck dalam sebuah pernyataan.
Berdasarkan rencana tersebut, premi untuk kendaraan bertenaga listrik penuh dengan harga di bawah 40.000 euro akan turun menjadi 4.500 euro pada awal tahun depan dari 6.000 euro saat ini. Kemudian, preminya kembali turun menjadi 3.000 euro pada tahun berikutnya.
Untuk mobil dengan harga di atas 40.000 euro, premi akan turun menjadi 3.000 euro pada awal tahun depan dari 5.000 euro saat ini. Tidak ada subsidi untuk pembelian mobil dengan harga di atas 65.000 euro, dan itu akan berlaku untuk kendaraan dengan harga 45.000 euro atau lebih mulai tahun 2024.
Subsidi untuk mobil perusahaan akan dihapus, dengan hanya konsumen swasta yang diuntungkan dari skema tersebut. Pemerintah Jerman juga akan memangkas insentif untuk mobil hibrida plug-in pada akhir tahun.
Penjualan mobil listrik hampir dua kali lipat menjadi 328.000 pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Saat ini ada lebih dari 600 ribu kendaraan bertenaga listrik di jalan-jalan Jerman.