Rabu 03 Aug 2022 05:02 WIB

Studi Ungkap Hepatitis Misterius Berkaitan dengan Kombinasi Virus dan Mutasi Gen

Dua virus yang berinteraksi dan mutasi gen diduga jadi penyebab hepatitis misterius.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Anak sakit (ilustrasi). Dua studi independen mengungkap kemungkinan penyebab hepatitis akut pada anak yang selama ini belum diketahui penyebabnya.
Foto: www.freepik.com
Anak sakit (ilustrasi). Dua studi independen mengungkap kemungkinan penyebab hepatitis akut pada anak yang selama ini belum diketahui penyebabnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Januari 2022, dokter di berbagai negara menemukan adanya kasus "hepatitis misterius" pada anak. Studi terbaru menemukan petunjuk bahwa hepatitis yang selama ini tak diketahui sebabnya itu mungkin disebabkan oleh kombinasi virus dan mutasi genetik.

Sejak kasus pertama ditemukan di Skotlandia, kasus hepatitis misterius kini telah menyebar ke banyak negara. Total kasus hepatitis misterius saat ini tercatat telah mencapai lebih dari 1.000 kasus.

Baca Juga

Untuk mengetahui penyebab dari hepatitis misterius, dua studi independen yang berbeda dilakukan. Kedua studi ini mendapati bahwa kasus hepatitis misterius pada anak kemungkinan disebabkan satu atau dua virus yang berinteraksi dan juga mutasi gen.

Masing-masing studi tersebut dilakukan oleh tim peneliti dari University of Glasgow dan UCL Great Ormond Street Institute of Child Health. Kedua studi ini berlangsung di London, Inggris.

Hasil dari kedua studi ini menemukan adanya materi genetik dari Adeno-associated virus 2 (AAV2) yang tinggi pada hampir semua anak yang mengalami hepatitis misterius. Keberadaan materi genetik AAV2 dalam kadar yang tinggi tak ditemukan pada anak-anak sehat.

AAV2 sebenarnya merupakan virus yang sangat umum. Virus ini menginfeksi hampir semua orang di masa kanak-kanak. Oleh karena itu, materi genetik AAV2 bisa menetap di dalam tubuh dalam kadar yang rendah.

Keberadaan materi genetik AAV2 yang tinggi pada anak penderita hepatitis misterius turut memberikan misteri. Hal ini dikarenakan AAV2 merupakan virus yang dianggap tidak berbahaya. Infeksi AAV2 juga diketahui tak menyebabkan penyakit.

AAV2 baru bisa memperbanyak diri bila seseorang juga terinfeksi dengan adenovirus atau virus herpes. Berkaitan dengan ini, tim peneliti menilai keberadaan adenovirus atau virus herpes kemungkinan juga berkaitan dengan kemunculan hepatitis misterius.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement