REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengingatkan, persaingan global saat ini semakin ketat. Selain itu, tatanan dunia juga berubah di era disrupsi saat ini.
Karena itu, Moeldoko pun menekan pentingnya kreativitas, inovasi, dan kecepatan, agar bisa memenangkan persaingan dan menjawab berbagai tantangan global.
“Negara tidak boleh takut menghadapi persaingan global. Persaingan adalah hal yang pasti dan harus dihadapi. Untuk itu, kita jangan lagi menggunakan cara-cara lama yang tidak kompetitif. Kreatif dan inovasi menjadi kunci kemajuan bangsa,” ujar Moeldoko saat menjadi dosen tamu pada Kuliah Umum di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dikutip dari siaran pers KSP, Sabtu (13/8/2022).
Moeldoko mengatakan, di era disrupsi saat ini, kemapanan bisa runtuh dan ketidakmungkinan bisa terjadi. Ia menyebut, banyak pekerjaan menghilang, tapi juga banyak jenis pekerjaan baru yang bermunculan. Hal ini mendorong persaingan antarnegara di dunia semakin tajam.
“Sekarang kita lihat, bagaimana antarnegara berebut investasi, berebut teknologi, berebut pasar, hingga berebut orang-orang pintar. Persaingannya semakin tajam. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu bersaing dan merebut peluang untuk kemajuan bangsa,” jelas Moeldoko.
Untuk memenangkan persaingan global, ujar Moeldoko, Indonesia harus menciptakan berbagai inovasi ketahanan bangsa, mulai dari sektor pangan, energi, hingga pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Di sektor pangan, lanjut Moeldoko, pemerintah telah mengembangkan sumber-sumber pangan alternatif selain beras, seperti pengembangan tanaman sorgum, yang diharapkan juga bisa menjadi pengganti gandum. Sementara di sektor energi, pemerintah juga telah melakukan transformasi energi fosil ke energi baru terbarukan, salah satunya melalui percepatan kendaraan listrik.
Terkait pembangunan sumber daya manusia, Moeldoko menyebut pemerintah telah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan kualitas institusi pendidikan agar bisa melahirkan talenta-telanta dan manusia Indonesia yang cerdas dan berakhlak.
“Tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk mewujudkan SDM yang berkualitas. Di sinilah peran perguruan tinggi seperti UNS sangat dibutuhkan. Mari kita bergotong royong dan berkolaborasi untuk membangun peradaban yang kuat dan dinamis demi kemajuan bangsa,” kata Moeldoko.