Rabu 17 Aug 2022 15:16 WIB

Kebiasaan yang Tanpa Disadari Bikin Kadar Gula Darah tak Terkontrol

Ada banyak hal yang bisa membuat kadar gula darah menjadi tinggi dan tak terkontrol.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Kebiasaan terburuk yang bisa membuat kadar gula darah menjadi tidak terkontrol. (ilustrasi)
Foto: Needpix
Kebiasaan terburuk yang bisa membuat kadar gula darah menjadi tidak terkontrol. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadar gula darah yang tinggi dan tak terkontrol bisa memicu terjadinya beragam masalah kesehatan lain yang lebih serius. Di sisi lain, mengontrol kadar gula darah bisa terasa sulit bagi sebagian orang karena ada banyak faktor yang bisa mempengaruhinya.

"Menjaga kadar gula darah yang stabil bisa menjadi sangat sulit bagi orang dengan diabetes," ujar edukator diabetes Janet Zappe RN CDE, seperti dilansir di laman Eat This Not That, Rabu (17/8/2022).

Baca Juga

Untuk menurunkan kadar gula darah, Zappe mengatakan ada banyak hal yang bisa memainkan peran kunci. Sebagian di antaranya adalah jenis makanan yang dikonsumsi, tingkat aktivitas fisik, obat, penyakit, stres, dan bahkan asupan cairan.

Di sisi lain, Zeppe mengungkapkan ada beragam hal yang juga bisa membuat kadar gula darah menjadi tinggi dan tak terkontrol. Berikut ini adalah lima di antaranya:

1. Pola makan tak sehat

Pola makan yang bergizi merupakan hal yang tak bisa dinegosiasi dalam mengontrol kadar gula darah. Bagi penyandang diabetes, Zeppe mengatakan makanan yang tinggi karbohidrat, lemak, dan sodium bisa menyebabkan terjadinya kadar gula darah yang tak terkontrol, dan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kenaikan berat badan, serta penyakit jantung.

2. Tak mengecek kadar gula darah

Memeriksa kadar gula darah secara berkala penting dilakukan untuk mengetahui apakah kadar gula darah terkontrol atau tidak. Bagi orang-orang yang sudah didiagnosis dengan diabetes, tenaga kesehatan biasanya akan memberi tahu bagaimana dan kapan waktu terbaik untuk mengecek kadar gula darah.

"Orang yang menggunakan insulin, orang yang sulit mengontrol kadar gula darah, atau yang memiliki hipoglikemia (gula darah rendah) perlu memantau kadar gula darah mereka secara rutin," ujar ahli gizi Amy Hess-Fischl.

3. Jarang olahraga

Pola hidup sedentari dan kurang berolahraga bisa memicu terjadinya resistensi insulin. Menurut ahli endokrinologi Douglas Zlock MD, kebiasaan berolahraga tetap bisa membuat tubuh lebih kuat dan sehat meski tak menurunkan berat badan.

"Kebiasaan sehat bisa menunda munculnya diabetes meski mungkin tidak mencegahnya," kata Zlock.

4. Punya banyak lemak perut

Lemak perut yang berlebih berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Secara umum, ahli diabetes dan metabolisme Elena Christofides MD mengungkapkan bahwa berat berlebih dan obesitas merupakan faktor risiko diabetes tipe 2.

"Tetapi bagaimana tubuh menyimpan (lemak) dan mengelola berat badan juga bisa menjadi indikator awal risiko," ujar Christofides.

5. Kualitas tidur buruk

Kurang tidur merupakan faktor risiko diabetes tipe 2 yang signifikan namun kerap terabaikan. Kurang tidur bisa memberikan dampak yang merugikan pada kadar hormon di dalam tubuh. Bila kondisi kurang tidur berlangsung dalam waktu lama, tubuh bisa menghasilkan lebih banyak hormon stres.

"Yang akan membuat Anda terjaga, tetapi juga membuat insulin kesulitan untuk melakukan kerjanya secara efektif," ujar dokter spesialis penyakit dalam, Mauricio Reinoso.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement