Selasa 23 Aug 2022 16:08 WIB

Mahasiswa KKN UNUSIA Adakan Seminar Pendidikan dan Bahaya Narkoba

Setiap orang harus membentengi dirinya secara rohani dari bahaya narkoba.

Mahasiswa KKN kelompok 01 UNUSIA mengadakan seminar tentang pendidikan dan bahaya narkoba bagi remaja di Kantor Desa Srogol, Kecamatan Cigombong,  Kabupaten Bogor,  Jawa Barat, Senin (22/8/2022).
Foto: Dok UNUSIA
Mahasiswa KKN kelompok 01 UNUSIA mengadakan seminar tentang pendidikan dan bahaya narkoba bagi remaja di Kantor Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (22/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mahasiswa KKN kelompok 01 UNUSIA (Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia), mengadakan seminar tentang pendidikan dan bahaya narkoba bagi remaja. Kegiatan bertema  "Generasi  emas  tanpa  narkoba"  itu dilaksanakan di Kantor Desa Srogol, Kecamatan Cigombong,  Kabupaten Bogor,  Jawa Barat, Senin (22/8/2022).

Kusdiana Oktavian sebagai humas KKN UNUSIA mengatakan, seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegaiatan KKN yang diadakan selama 2 bulan, yaitu dari tanggal 29 Juni-28 Agustus 2022.

“Kegiatan yang dilakukan selama KKN adalah bimbingan belajar, kunjungan, mengajar, pelatihan pembuatan tempe dan susu kedelai, membantu program puskesmas, praktik bertanam di sawah, dan juga mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat mau pun desa, seperti kegiatan ibu kader, dan kegiatan karang taruna,” kata Kusdiana dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (22/8/2022).

Narasumber dalam seminar ini tentang pendidikan dan bahaya narkoba adalah Koordinator Rehabilitasi Sosial Balai Besar Rehabilitasi BNN,  Sholikhun MH;  Penyuluh Narkoba Ahli Pertama BNN Kabupaten Bogor,  Sutriyaningsih Spsi;  dan Dosen Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta,  Saepullah MAHum.

Sutriyaningsih memaparkan bahwa narkoba sudah masuk ke segala kalangan, baik pelajar, mahasiswa, orang tua, pemuka agama, artis dan unsur apparat negara. “Oleh karena itu setiap orang harus membentengi dirinya secara rohani, dan jangan pernah mencoba memakai narkoba, serta jauhilah teman yang memakai narkoba, sembari menghadapi tantangan kehidupan dengan ihlas dan tawakal,” ujarnya. 

Solikhun menegaskan, narkoba sangat berbahaya.  Sebagai contoh, seseorang terkena narkoba, biasanya disebabkan oleh pengaruh teman dan rasa penasaran. Awalnya, diberikan secara cuma-cuma atau gratis bahkan ada yang dimasukkan ke dalam minuman dan permen. Jika dia sudah ketagihan, maka narkoba itu akan dijual dengan harga mahal.

“Apabila sudah kecanduan, cara apapun akan dilakukan untuk mendapatkan narkoba tersebut walaupun harus didapatkan dengan cara mencuri atau perbuatan melawan hukum lainnya," kata Solikhun.  

photo
Seminar pendidikan dan bahaya narkoba diikuti oleh 45 peserta terdiri dari mahasiswa KKN, pelajar, karang taruna, perangkat desa, ibu PKK dan masyarakat Desa Srogol, Kabupaten Bogor. (Foto: Dok UNUSIA)

Saepullah menegaskan bahwa pendidikan di Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang begitu besar. Terlebih masa pandemi saat ini, sehingga setiap pelajar atau pun mahasiswa harus dapat mengembangkan kemampuan dirinya masing-masing. “Pengembangan kemampuan terdiri dari tiga, yaitu learning skills, literacy skills, dan life skills,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, learning skills terdiri dari kemampuan berfikir kritis, kreativitas, kolaborasi dan komunikasi. Literacy skills, yaitu kemampuan memahami dan menguasai informasi, media dan teknologi. Adapun life skills  yaitu kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, inisiatif, produktifitas, dan kemampuan bersosialisasi. 

Seminar diikuti oleh 45 peserta terdiri dari mahasiswa KKN, pelajar, karang taruna, perangkat desa, ibu PKK dan masyarakat Desa Srogol. Seminar juga  dihadiri oleh Kepala Desa Srogol Asep Irwan Kuswara dan Abdul Qodir MA Hum  selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement