Selasa 06 Sep 2022 14:04 WIB

Rektor Unkris Ingatkan Kegiatan Pengenalan Kampus tak Diwarnai Pemaksaan Fisik

PKKMB yang dulu dikenal dengan istilah ospek terkadang berujung insiden merugikan.

Rektor Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Dr Ir Ayub Muktiono, M.SIP, di depan para mahasiswa baru 2022.
Foto: Dok. Unkris
Rektor Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Dr Ir Ayub Muktiono, M.SIP, di depan para mahasiswa baru 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Rektor Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Dr Ir Ayub Muktiono, M.SIP, mengingatkan agar Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tidak diwarnai dengan pemaksaan fisik apalagi pelecehan seksual. Untuk memastikan kegiatan PKKMB selama empat hari berjalan sesuai aturan, Rektor Unkris terus berkomunikasi dan memantau panitia pelaksana PKKMB baik dari unsur dosen maupun mahasiswa.

"Saya sudah berpesan kepada panitia untuk tidak ada pemaksaan secara fisik apalagi pelecehan," kata Rektor Unkris saat membuka PKKMB, seperti dalam siaran persnya, Senin (5/9/2022).

Kegiatan PKKBM yang digelar secara luring tersebut diikuti seluruh mahasiswa baru dari empat fakultas yang ada. Para mahasiswa mengikuti PKKMB di tingkat universitas selama dua hari dan selanjutnya mengikuti PKKMB di tingkat fakultas.

PKKMB bertema 'Sinergi Patriot Lestarikan Budaya' tersebut menghadirkan empat narasumber, yakni Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Letnan Jenderal TNI (Purn) Dr Doni Monardo, Mantan Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol (Purn) Dr Drs Ali Johardi, SH, MH, Warek 3 Unkris Dr Parbuntian Sinaga, dan Ketua LPKK Unkris Dr Susetya Herawati.

Lebih lanjut Dr Ayub mengatakan, PKKMB yang dulu dikenal dengan istilah ospek terkadang berujung pada insiden yang merugikan, baik bagi mahasiswa secara personal maupun kampus. Ini dikarenakan panitia acapkali terlalu berlebihan dalam melakukan kegiatan pengenalan kampus yang bersifat fisik.

Karena itu, jauh hari sebelum digelar PKKMB, Rektor Unkris telah meminta ketegasan panitia untuk tidak mengadakan kegiatan fisik berlebihan yang berpotensi menimbulkan cedera atau kecelakaan. Termasuk juga tindakan pelecehan terhadap mahasiswa.

Bagi Rektor Unkris, kegiatan PKKMB adalah bagian dari perjalanan mahasiswa baru untuk menapak ke jenjang pendidikan tinggi. Lewat kegiatan tersebut, mahasiswa tidak hanya mengenal lingkungan kampus, tetapi juga bisa mengenal antarsesama mahasiswa. "Nah ajang ini bisa dijadikan kesempatan untuk menjalin kerja sama,” kata Dr Ayub.

Mengapa kerja sama perlu mendapatkan perhatian dari seluruh mahasiswa? Rektor Unkris ini mengatakan bahwa dalam hidup sangat penting untuk bekerja sama dan bersilaturahim agar setiap orang bisa menjalani kehidupan ini dengan suka cita, dengan rasa gembira, dan tidak menjadikannya sebagai sebuah beban.

Dr Ayub juga mengingatkan bahwa belajar di perguruan tinggi tentu suasana dan metodenya berbeda jauh dengan saat masih duduk di bangku SMA/SMK. Belajar di perguruan tinggi lebih dituntut untuk belajar mandiri.

"Oleh karenanya menjadi mahasiswa jangan cengeng, jangan mudah mengeluh. Kalian adalah ksatria-ksatria Krisnadwipayana, Patriot Unkris harus selalu semangat, tugas-tugas dari dosen-dosen adalah tantangan. Jika ada pelanggaran-pelanggaran, kalian bisa lapor sesuai mekanisme," tegas Dr Ayub.

Rektor Unkris juga meminta agar para mahasiswa beradaptasi dengan era kemajuan teknologi seperti AI, IoT, VR, dan Metaverse. "Pergunakanlah kemajuan teknologi IT, untuk menunjang kuliah kalian, di mana saat ini kalian dapat membuka dunia dari genggaman, manfaatkanlah hal ini untuk belajar, jangan malah sebaliknya untuk mencontek, plagiat, dan sebagainya,” kata dia mengingatkan.

Apalagi, lanjut Dr Ayub, tahun depan sudah memasuki tahun pemilu. "Mahasiswa hendaknya berhati-hati dalam bermedia sosial, hindari melontarkan kebencian di media sosial karena tidak akan pernah terhapus jejak digitalnya."

Rektor Unkris ini juga berharap para mahasiswa dapat belajar dengan sungguh-sungguh sehingga bisa lulus tepat waktu delapan semester dengan nilai IPK tertinggi. "Jadilah mahasiswa yang selalu optimistis, tidak takut menghadapi rintangan-rintangan. Jadilah manusia yang berjiwa ksatria yang memiliki etika dan moral, memiliki jiwa yang beradab, dan memiliki jiwa cinta tanah air,” kata dia menegaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement