REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah jeda tujuh bulan, wahana antariksa Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) kembali aktif. NASA menghentikan perjalanan ruang angkasa (spacewalks) rutin Amerika Serikat (AS) setelah astronaut Badan Antariksa (ESA) Matthias Maurer melihat penumpukan air yang lebih tinggi dari biasanya di dalam helmnya setelah perjalanan hampir tujuh jam pada 23 Maret.
Agensi sekarang telah menyelesaikan peninjauan insiden tersebut, menemukan bahwa itu bukan kebocoran yang disebabkan oleh masalah perangkat keras. Sebaliknya, air itu kondensasi yang disebabkan oleh aktivitas astronaut tingkat tinggi dan pengaturan pendinginan pada pakaian luar angkasa extravehicular mobility unit (EMU) Maurer, kata pejabat NASA.
Dengan informasi ini, badan tersebut telah menyetujui dimulainya kembali perjalanan ruang angkasa rutin. Perjalanan berikutnya akan berlangsung pada pertengahan November.
“Keselamatan kru adalah prioritas utama NASA dan mitra internasional kami,” kata Kathy Lueders, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Operasi Luar Angkasa NASA, dalam sebuah pernyataan, Selasa (18/10/2022), dilansir dari Space, Jumat (21/10/2022).
“Saya bangga dengan pekerjaan stasiun luar angkasa dan tim darat untuk menjaga keselamatan anggota kru kami, meluangkan waktu yang diperlukan untuk menutup penyelidikan dan terus menemukan cara untuk mengurangi risiko dalam penerbangan antariksa manusia.”
Penyelidikan memakan banyak waktu sebagian karena butuh beberapa saat untuk mendapatkan peralatan spacewalk Maurer kembali ke Bumi untuk dianalisis.
Sampel air dan beberapa perangkat keras pakaian antariksa jatuh di pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia pada 30 Maret, dan pada kapsul Dragon yang menerbangkan misi astronaut SpaceX Crew-3, yang berakhir pada 6 Mei, kata pejabat NASA. Tapi setelan EMU Maurer tidak mendarat sampai 20 Agustus, di atas Naga yang menerbangkan misi kargo robot CRS-25 SpaceX ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Studi terperinci tentang perangkat keras ini menghasilkan diagnosis, serta perbaikan yang nyaman bagi NASA. "Berdasarkan temuan, tim telah memperbarui prosedur operasional dan mengembangkan perangkat keras mitigasi baru untuk meminimalkan skenario di mana kinerja terintegrasi menghasilkan akumulasi air, sambil menyerap air apa pun yang muncul," tulis pejabat NASA dalam pembaruan Selasa (18/10/2022).
“Langkah-langkah ini akan membantu menahan cairan apa pun di helm untuk terus menjaga kru tetap aman.”