Ahad 04 Dec 2022 14:59 WIB

Mengenal Strep A, Bakteri yang Sebabkan 6 Anak Inggris Meninggal Dunia

Enam anak di Inggris meninggal akibat infeksi bakteri Strep A.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi (ilustrasi). Infeksi Strep A dapat menyebabkan penyakit ringan hinggga serius dan mematikan, termasuk infeksi kulit impetigo, scarlet fever, dan radang tenggorokan.
Foto: Antara
Bayi (ilustrasi). Infeksi Strep A dapat menyebabkan penyakit ringan hinggga serius dan mematikan, termasuk infeksi kulit impetigo, scarlet fever, dan radang tenggorokan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah mengeluarkan peringatan kepada orang tua terkait ancaman infeksi radang pada anak-anak yang bisa menyebabkan kematian. Sejauh ini, enam orang anak di Inggris dinyatakan meninggal karena infeksi bakteri dari kelompok Strep A.

Kelompok Streptococcus A--juga dikenal sebagai kelompok A Strep atau Strep A, adalah bakteri yang dapat menyebabkan banyak infeksi berbeda. Mereka umumnya ditemukan di tenggorokan dan di kulit, namun beberapa orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala.

Baca Juga

Infeksi Strep A dapat menyebabkan penyakit ringan hinggga serius dan mematikan, termasuk infeksi kulit impetigo, scarlet fever, dan radang tenggorokan. Walaupun sebagian besar infeksi relatif ringan, bakteri dapat menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa yang disebut penyakit streptococcus grup A invasif (Group A Streptococcal).

Bakteri ini disebarkan melalui kontak dengan orang yang terinfeksi atau melalui kontak dengan lesi kulit yang terinfeksi. Bakteri dapat ditularkan dari orang ke orang dengan sentuhan dekat, seperti berciuman atau kontak kulit. Risiko penyebaran paling tinggi terjadi ketika seseorang sakit seperti mengalami radang tenggorokan atau luka yang terinfeksi.

Apa itu penyakit streptococcus grup A invasif? Ini adalah infeksi yang berpotensi mengancam jiwa di mana bakteri telah menginvasi bagian-bagian tubuh, seperti darah, otot dalam, atau paru-paru. Dua bentuk penyakit invasif yang paling parah, meskipun jarang, adalah necrotising fasciitis dan sindrom streptococcus toxic shock.

Necrotising fasciitis dapat terjadi jika luka terinfeksi. Sindrom streptococcus toxic shock adalah infeksi yang berkembang pesat dan menyebabkan tekanan/guncangan darah rendah, kerusakan organ seperti ginjal, hati dan paru-paru.

Dilansir The Sun, Ahad (4/12/2022), infeksi strep A seperti demam scarlet dan impetigo bisa diobati dengan antibiotik. Setelah 24 jam ditangani antibiotik, pasien umumnya dianggap tidak lagi menular.

Mereka yang dianggap memiliki penyakit streptococcus grup A harus segera mencari bantuan medis. Antibiotik, obat -obatan lain, dan penanganan medis intensif cenderung diperlukan.

Lalu apa saja gejalanya? Impetigo adalah infeksi kulit yang dimulai dengan luka merah atau lepuh yang kemudian pecah dan meninggalkan bercak. Infeksi dapat diobati dengan antibiotik.

Sementara itu, gejala demam scarlet sering kali mirip seperti flu, mulai dari suhu tinggi, sakit tenggorokan, dan kelenjar leher bengkak. Ruam muncul 12 hingga 48 jam kemudian, mulai dari dada, perut dan kemudian menyebar.

Lapisan putih juga muncul di lidah, menyebabkam lidah merah, bengkak dan dipenuhi benjolan kecil, kondisi yang sering disebut lidah stroberi. Sementara itu, tanda-tanda necrotising fasciitis antara lain demam dengan suhu tinggi di atas 38 Celsius, nyeri parah atau pembengkakan, dan kemerahan di lokasi luka.

Tanda-tanda awal dan gejala streptococcus toxic shock mungkin termasuk demam, pusing, kebingungan, tekanan darah rendah, ruam dan sakit perut. Anda harus segera menemui dokter, jika sakit tenggorokan tidak membaik setelah sepekan, suhu tinggi, atau merasa panas. Orang dengan sistem kekebalan yang melemah, seperti mereka yang mengalami kemoterapi, juga harus menemui dokter.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement