REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang kerap menghindari makanan berlemak untuk menghindari masalah kolesterol tinggi. Padahal, konsumsi jenis lemak yang tepat justru bisa membantu mengelola kadar kolesterol darah.
Kolesterol tinggi merupakan masalah kesehatan serius yang dikenal sebagai pembunuh diam-diam. Julukan tersebut diberikan karena kolesterol tinggi bisa tak memunculkan gejala berarti. Bila tak dikenali dan diterapi, kolesterol tinggi dapat memicu terjadinya aterosklerosis atau penumpukan plak di pembuluh darah.
"(Aterosklerosis) bisa mendorong terjadinya serangan jantung, gagal jantung, strok, atau penyakit arteri perifer," jelas ahli kardiologi non invasif dari Staten Island University Hospital, Eric Stahl MD, seperti dilansir EatThis, Kamis (15/12/2022).
Salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya masalah kolesterol tinggi adalah pola makan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa jenis makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah adalah makanan yang tinggi akan lemak jenuh dan lemak trans.
Namun, tak semua lemak memberikan dampak buruk bagi kadar kolesterol darah. Beberapa jenis lemak justru dapat membantu kontrol kadar kolesterol darah. Makanan yang mengandung asam lemak omega 3 misalnya, dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol "baik", serta menurunkan agregasi platelet dan peradangan. Asam lemak omega 3 bisa ditemukan pada makanan seperti salmon, minyak flaxseed, minyak kanola, kenari, dan kedelai.
Mengontrol Kadar Kolesterol
Secara umum, perubahan gaya hidup yang sehat dapat membantu kontrol kadar kolesterol darah. Selain konsumsi asam lemak omega 3, menghindari konsumsi minuman bergula secara berlebihan juga patut dilakukan. Studi selama 12 tahun yang didukung oleh 6.000 partisipan menemukan bahwa orang dengan masalah kolesterol tinggi cenderung lebih sering mengonsumsi minuman bergula.
Kebiasaan merokok dan tidak aktif bergerak juga sebaiknya tak diadopsi. Kedua kebiasaan tersebut dikenal sebagai kontributor kolesterol tinggi terbesar.
Mengacu pada rekomendasi American Heart Association, orang dewasa dianjurkan untuk melakukan olahraga aerobik berintensitas sedang minimal 150 menit per pekan. Bila olahraga yang dilakukan adalah olahraga aerobik berintensitas berat, durasi olahraga yang direkomendasikan ialah minimal 75 menit per pekan.