Sabtu 24 Dec 2022 13:59 WIB

Dosen Unisba Raih Best Academic Presentation

Vitamin mengandung gelatin babi memiliki dampak meracuni terhadap tubuh.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Diar Herawati, dosen FMIPA ini berhasil meraih ‘Best Academic Presentation’ pada ajang Thailand Halal Assembly 2022 (The International Halal Science and Technology Conference 2022 (IHSATEC):15th Halal Science Industry and Business (HASIB) dengan tema ‘Soft Powering of Halal Science Technology and Innovation’  yang dilaksanakan di Chaloem Rajakumari 60 Building, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand belum lama ini.
Foto: dok. istimewa
Diar Herawati, dosen FMIPA ini berhasil meraih ‘Best Academic Presentation’ pada ajang Thailand Halal Assembly 2022 (The International Halal Science and Technology Conference 2022 (IHSATEC):15th Halal Science Industry and Business (HASIB) dengan tema ‘Soft Powering of Halal Science Technology and Innovation’ yang dilaksanakan di Chaloem Rajakumari 60 Building, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menuai prestasi. Kali ini, dosen Prodi Farmasi FMIPA Unisba meraih Best Academic Presentation di Ajang Internasional IHSATEC 2022:15th HASIB. 

Yakni, Diar Herawati, dosen FMIPA ini berhasil meraih ‘Best Academic Presentation’ pada ajang Thailand Halal Assembly 2022 (The International Halal Science and Technology Conference 2022 (IHSATEC):15th Halal Science Industry and Business (HASIB) dengan tema ‘Soft Powering of Halal Science Technology and Innovation’  yang dilaksanakan di Chaloem Rajakumari 60 Building, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand belum lama ini.

Diar Herawati mengatakan, karya ilmiah yang berhasil mengantarkannya meraih prestasi tersebut berjudul ‘Toxicity of Porcine Amino Acid Selective in Non Halal Pharmaceutical Compound’.

"Saya tidak menyangka bisa meraih prestasi ini dan sangat bersyukur karena antusiasme luar biasa dari para peserta lain yang memberikan banyak pertanyaan," ujar Diar, Sabtu (24/12).

 

Penelitian ini, kata Diar, merupakan kolaborasi dengan lintas program studi yang di FMIPA Unisba yaitu Farmasi, Apoteker dan Statistika.

Penelitiannya ini, kata dia, mengkaji hubungan antara standar halal dan penelitian terkini tentang masalah toksisitas bahan farmasi non-halal yang digunakan dalam produk farmasi khususnya gelatin yang terdapat pada babi untuk pembuatan obat.

Hasil penelitian, kata dia, membuktikan bahwa terdapat toksisitas/resiko meracuni terhadap tubuh dari gelatin babi dibanding gelatin lainnya. 

"Sata berharap ini menjadi landasan awal bagi para produsen produk farmasi khususnya kalangan pengambil kebijakan pemerintah, ekspert, orang-orang farmasi kemudian para pemegang otoritas pembuat undang-undang  untuk lebih aware,” paparnya.

Menurutnya, sangat penting menjembatani antara standar agama dan standar ilmiah. Sehingga konsumen produk farmasi dapat lebih terlindungi.

Diar mengatakan, penelitiannya tersebut sudah terpatenkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan no IDS000004238 dan IDS000004181. 

“Ini menunjukkan pembuktian bahwa penelitian kami bisa dimanfaatkan oleh khalayak luas,” katanya.

Kedepan, kata Diar, bersama timnya akan membangun jembatan untuk merumuskan  industrialisasi melalui PT Uzma Prima Sinergi dan berkolaborasi dengan peneliti dari Chulalongkorn University untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

Diar berharap, masyarakat luas dapat lebih aware dalam mengkonsumsi suplemen dan vitamin yang halal dan tidak tergoda dengan harga murah. Disamping itu, pemerintah bisa bersinergi dengan perguruan tinggi, industri dan badan standarisasi dalam mempersiapkan sertifikasi obat halal di 2026. 

Terakhir, kata dia, support dari Unisba bisa terus diperolehnya dengan terus meningkatkan fasilitas. Termasuk sumber daya yang mumpuni dalam menunjang aktivitas penelitiannya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement