Jumat 03 Feb 2023 06:48 WIB

Kebiasaan 'Sehat' yang Sebenarnya Justru Merugikan Kesehatan Menurut Dokter

Terkadang sulit membedakan apa yang baik dan apa yang tidak bagi kesehatan.

Kebiasaan yang dianggap sehat, tapi sebenarnya justru merugikan kesehatan. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Kebiasaan yang dianggap sehat, tapi sebenarnya justru merugikan kesehatan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda ingin berumur panjang dan hidup bahagia, maka merawat kesehatan sebaik mungkin adalah hal wajib dilakukan. Masalahnya, terkadang sulit untuk membedakan apa yang baik dan apa yang tidak.

Temuan studi sering bertentangan, dan dokter yang berbeda sering memberikan saran yang berbeda pula. Apakah beberapa hal yang Anda masukkan ke dalam rutinitas tidak sebaik yang Anda pikirkan? Baca terus untuk mengetahui tujuh kebiasaan "sehat" yang sebenarnya mungkin tidak begitu sehat:

Baca Juga

1. Berolahraga setiap hari

Mari luruskan satu hal: Tidak ada yang mempertanyakan pentingnya olahraga teratur. Menurut Mayo Clinic, menggerakkan tubuh dapat meningkatkan kesehatan jantung, membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan mood, dan memberi lebih banyak energi. Itu hanyalah beberapa manfaat yang ditawarkan olahraga. Tetapi jika Anda berolahraga keras dan berkeringat setiap hari, para ahli menyarankan sebaiknya berhenti sejenak.

"Olahraga benar-benar bagus dan sehat untuk tubuh, tetapi jika dilakukan berlebihan bukan berarti itu akan menjadi hal yang terlalu baik," kata dokter keluarga bersertifikat Laura Purdy, seperti dikutip dari laman Best Life, Kamis (2/2/2023).

Dia mengatakan, apabila Anda berolahraga keras setiap hari maka cedera berlebihan dan overtraining sangat umum terjadi. Hal-hal seperti tendinitis, ketegangan otot, bahkan kelelahan dapat terjadi ketika Anda mendorong tubuh terlalu jauh, atau lebih jauh dari yang diinginkan. "Jadi, sangat penting untuk berolahraga secukupnya, dan minta rekomendasi untuk mengetahui aktivitas yang aman untuk dilakukan," ujarnya.

2. Tidur di akhir pekan

Sleep Foundation mengatakan, kebanyakan orang dewasa membutuhkan tujuh hingga sembilan jam tidur setiap malam untuk kesehatan optimal. Namun jika tidur kurang dari jumlah itu, Anda mungkin tidak dapat menebusnya dengan tidur lebih banyak pada akhir pekan. Faktanya, sebuah studi pada 2017 menemukan bahwa wanita yang tidur ekstra dua jam atau lebih di akhir pekan untuk membayar "utang tidur" cenderung memiliki kesehatan jantung yang buruk dibandingkan yang tidak tidur lebih banyak pada akhir pekan.

"Sebenarnya lebih baik dan lebih sehat bagi tubuh untuk memiliki jadwal yang konsisten," kata Purdy.

Menurut dia, penting bagi Anda berusaha semaksimal mungkin untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Otak, tubuh, sistem, dan hormon berfungsi paling baik ketika Anda memberi mereka siklus yang tepat yang dapat diprediksi jumlah waktu bangun dan tidur.

Jika Anda mengalami pekan yang sangat melelahkan, sakit, atau sedang bepergian, mungkin Anda perlu tidur dari waktu ke waktu. "Tetapi membiasakan diri dengan jadwal tidur tidak teratur dapat menyebabkan lebih banyak bahaya dibandingkan hal baik," kata dia.

3. Minum teh herbal sebelum tidur

Menyeruput secangkir teh herbal hangat mungkin tampak seperti "tiket" untuk mempersiapkan pikiran dan tubuh untuk tidur setiap malam. Namun minuman yang menenangkan itu mungkin tidak memiliki efek yang Anda harapkan.

Untuk satu hal, Anda perlu memastikan benar-benar meminum teh bebas kafein. Pendiri dan CEO perusahaan pembuat teh Embrew, Ashley Haywood, menunjukkan bahwa hanya karena teh dipasarkan sebagai "herbal", bukan berarti teh tidak akan membuat Anda tetap terjaga.

"Ada kekeliruan bahwa semua teh herbal bebas kafein," kata dia.

Herbal seperti ginseng, ginko, dan guarana sebenarnya memberi energi. "Yang terbaik adalah menghindari itu jika kamu mencoba untuk menetap di malam hari," ujarnya.

4. Menggelapkan kulit

Meskipun Anda mungkin sangat menyadari hubungan antara paparan sinar matahari dan kanker kulit, beberapa dari Anda masih memiliki keyakinan bahwa mendapatkan sedikit warna dari waktu yang dihabiskan di bawah sinar matahari itu sehat dan dapat menegososiasikan kulit pucat dengan penyakit. Namun, Purdy tegas membantah anggapan itu.

"Selalu, selalu, selalu pakai tabir surya pada kulit yang terbuka. Jika Anda perlu berjemur, silakan gunakan produk sunscreen," kata Purdy.

Dia mengatakan, sinar matahari, walaupun dapat meningkatkan vitamin D, tetapi juga dapat membuat kulit Anda menua dan meningkatkan risiko kanker kulit. Anda bisa mendapatkan vitamin D dari makanan atau suplemen makanan jika merasa itu yang dibutuhkan dalam hidup dan diet. "Tetapi saya tidak akan merekomendasikan menggunakan paparan sinar matahari atau paparan tanning bed sebagai cara untuk menggelapkan kulit Anda," kata dia.

Baca juga : 10 Benda di Rumah yang Paling Banyak Mengandung Bakteri, Bahayakan Pencernaan

5. Memotong semua konsumsi gula

Setumpuk bukti menunjukkan betapa buruknya gula bagi kesehatan, terutama gula rafinasi yang akan Anda temukan di banyak makanan olahan, makanan yang dipanggang, dan camilan. Dilansir laman Healthline, asupan gula rafinasi dikaitkan dengan kondisi seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Moderasi adalah kunci dari semua hal, termasuk konsumsi gula. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition edisi Mei 2014 menemukan bahwa konsumsi gula tambahan tidak terkait dengan peningkatan risiko kematian. Penelitian ini mengikuti lebih dari 350 ribu orang dewasa selama lebih dari 10 tahun.

The American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk membatasi gula tambahan hingga tidak lebih dari 6 persen kalori setiap hari. Untuk sebagian besar wanita di Amerika Serikat (AS), itu tidak lebih dari 100 kalori per hari atau sekitar 6 sendok teh gula. Untuk pria, itu 150 kalori per hari atau sekitar 9 sendok teh. Meskipun tidak perlu menghilangkan semua gula, tetap merupakan ide bagus untuk menjaga konsumsi gula Anda.

Baca juga : Kiris, Kris atau Kyuris?

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement