Sabtu 04 Feb 2023 09:54 WIB

Tes Urin Bisa Deteksi Kanker Otak?

Protein dalam urin bisa dipakai untuk mendeteksi kanker otak tanpa perlu tes invasif.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
ara ilmuwan dari Nagoya University di Jepang telah mengembangkan alat baru untuk mendeteksi kanker otak dini. Peneliti mengklaim dapat mengidentifikasi protein membran kunci dalam urin untuk memeriksa tumor otak pada pasien./ilustrasi
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
ara ilmuwan dari Nagoya University di Jepang telah mengembangkan alat baru untuk mendeteksi kanker otak dini. Peneliti mengklaim dapat mengidentifikasi protein membran kunci dalam urin untuk memeriksa tumor otak pada pasien./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Para ilmuwan dari Nagoya University di Jepang telah mengembangkan alat baru untuk mendeteksi kanker otak dini. Peneliti mengklaim dapat mengidentifikasi protein membran kunci dalam urin untuk memeriksa tumor otak pada pasien.

Protein ini berpotensi digunakan untuk mendeteksi kanker otak tanpa perlu tes invasif dengan meningkatkan kemungkinan tumor terdeteksi cukup dini untuk operasi.

Baca Juga

Menurut pernyataan dari Nagoya University, tingkat kelangsungan hidup tumor otak hampir tidak berubah selama lebih dari 30 tahun, dan ini sebagian karena keterlambatan deteksi.

Sering kali, dokter hanya menemukan tumor otak setelah timbulnya gejala neurologis seperti hilangnya gerakan bicara. Padahal dalam kondisi ini, tumor biasanya sudah mencapai ukuran yang cukup besar.

Salah satu indikasi bahwa seseorang memiliki tumor otak adalah adanya vesikel ekstraseluler (EV) terkait tumor dalam urinnya. Tidak sama dengan kendaraan listrik, EV ini adalah membran berukuran nano berisi cairan yang terlibat dalam banyak fungsi, termasuk komunikasi sel ke sel.

“Saat ini, metode isolasi dan deteksi EV membutuhkan lebih dari dua instrumen dan pengujian untuk mengisolasi dan kemudian mendeteksi EV,” kata Takao Yasui, penulis utama studi dalam keterangan persnya, dikutip dari laman Indian Express, Sabtu (4/2/2023).

Pengujian kabel nano all-in-one dapat mengisolasi dan mendeteksi EV menggunakan satu prosedur sederhana. Di masa depan, pengguna dapat menjalankan sampel melalui pengujian dan mengubah bagian deteksi, dengan memodifikasinya secara selektif.

Hal itu untuk mendeteksi protein membran spesifik atau miRNA di dalam EV guna mendeteksi jenis kanker lainnya. Meskipun EV ini diekskresikan oleh otak, banyak di antaranya dari sel kanker yang secara stabil keluar bersama urin tanpa ada kerusakan.

Untuk mendeteksinya, para peneliti membangun platform analisis yang menggunakan kawat nano di dasar pelat sumur. Dengan menggunakan perangkat ini, mereka dapat mengidentifikasi dua jenis membran EV spesifik dalam sampel urin pasien tumor otak.

Menurut Yasui, tes urin dapat menjadi metode yang efektif, sederhana, dan non-invasif untuk mendeteksi kanker otak. Hal ini karena urin mengandung banyak biomolekul yang dapat ditelusuri kembali untuk mengidentifikasi penyakit tersebut. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement