REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penelitian Unkris-DRTPM/BRIN bagi para dosen pada Rabu (8/2/2023) hingga Kamis (9/2/2023). Kegiatan yang diikuti sekitar 100 dosen dari berbagai program studi itu digelar untuk menguatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) berbasis riset dan penelitian.
Kegiatan tersebut menampilkan narasumber dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Beberapa pembicara yang tampil adalah Prof Dr Ir Hotniar Siringorongo MSc, Rusmal Firmansah S.Kom, Dr Evi Sopandi MPd, Dr Deni Hadiana MSi, dan Dr Syahrul Ramadhan, M Pd.
Bimtek Penelitian Unkris-DRTPM/BRIN dihadiri oleh Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono, para Wakil Rektor Unkris, Kepala Litbang Unkris Dr R Sihadi Darmowihardjo, dan juga para dekan. Dalam sambutannya, Rektor Unkris menjelaskan, Bimtek Penelitian Unkris–DRTPM/BRIN menjadi bentuk sinergi antara Unkris dengan Ditjen Dikti dalam hal ini DRTPM dan BRIN guna meningkatkan kemampuan penelitian dosen.
“Ini juga bagian dari upaya Unkris memacu para dosen untuk melakukan penelitian tidak hanya dalam rangka meningkatkan kapasitas individual sebagai akademisi, tetapi juga membawa Unkris lebih melangkah ke depan,” kata Dr Ayub dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/2/2023).
Dr Ayub mengakui banyak lembaga yang menawarkan kegiatan bimtek penelitian yang sifatnya berbayar. Namun sebagai institusi di bawah Kemendikburistek, Unkris memilih untuk mengikuti aturan dan kebijakan dari Ditjen Dikti.
Dr Ayub berharap, usai mengikuti Bimtek Penelitian Unkris-DRTPM/BRIN, para dosen menjadi lebih tahu trik dan tips-tips untuk bisa lolos dalam program hibah penelitian DRTPM yang sebentar lagi akan dibuka. Sebagai catatan, tahun lalu Fakultas Teknik Unkris berhasil memperoleh 11 paket hibah penelitian. “Saya berharap tahun ini akan meledak jumlahnya, dari semua fakultas,” kata dia berharap.
Sebelumnya Kepala Litbang Unkris Sihadi Darmowihardjo dalam laporannya mengatakan bahwa bimtek penelitian bagi para dosen merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang sebelumnya telah dilakukan dengan Direktorat DRTPM Kemendikbudristek, dalam rangka memberikan wawasan, pembekalan pemikiran, dan mempertajam pemikiran dosen sebagai seorang peneliti.
“Sebagai insan akademisi, para dosen wajib dan perlu menguatkan kapasitas penelitiannya. Ini penting baik untuk kebutuhan peningkatan kapasitas pribadi maupun tanggung jawab kita untuk mendorong Unkris mendunia, terkait kinerja dari sisi penelitian,” jelas Sihadi.
Sihadi mengingatkan bahwa sebentar lagi sosialisasi hibah penelitian DRTPM akan segera dibuka. “Menjadi tantangan bagi dosen-dosen Unkris untuk benar-benar menyiapkan diri sehingga bisa menang dalam kompetisi hibah penelitian DRTPM,” tegasnya.
Sihadi juga berharap dalam kompetisi hibah penelitian DRTPM 2023, Unkris dapat berada pada posisi yang positif sehingga mengantar kampus di sisi timur Jakarta ini meraih hibah penelitian dengan angka yang cukup siginifikan di tingkat nasional.
Hadirnya para peneliti dari BRIN dalam Bimtek Penelitian tersebut, kata Sihadi, menjadi awal dibangunnya kolaborasi antara Unkris dengan BRIN. Sebab BRIN merupakan anjungan pemerintah yang benar-benar mengurusi persoalan penelitian yang membangun kolaborasi dengan perguruan tinggi, salah satunya Unkris. “Kita akan segera siapkan MoU dengan BRIN untuk membuka akses kerja sama dengan para peneliti BRIN.”
Sementara itu, Prof Hotniar Siringoringo dalam materinya berjudul "Strategi & Teknik Memenangkan Hibah Penelitian Kemendikbudristek Dikti Tahun 2023 dan Peningkatan Kinerja Performa Penelitian Unkris" membagikan berbagai tips melakukan penelitian.
Menurut Hotniar, ada empat hal yang harus diingat sebelum melakukan penelitian, yakni menyiapkan ide dengan mengikuti perkembangan ilmu dan memperhatikan permasalahan di masyarakat, membaca dan mengikuti buku panduan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, mempelajari peraturan Menteri Keuangan RI tentang Standar Biaya Keluaran (SBK), serta menggunakan Standar Biaya Masukan (SBM) saat menjustifikasi anggaran.
Hotniar juga menjelaskan ada tiga skema dasar penelitian yang bisa diikuti oleh para dosen, yakni penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan. Penelitian dasar terdiri atas penelitian fundamental, penelitian kerja sama, penelitian pascasarjana, dan penelitian dosen pemula. Lalu untuk penelitian terapan terdiri atas jalur hilirisasi, jalur kepakaran, dan jalur penelitian produk vokasi. Sedang untuk penelitian pengembangan terdiri atas matching fund (MF).
Sedangkan Dr Syahrul Ramadhan dalam materinya menyampaikan alasan pentingnya hasil penelitian dipublikasikan. Di antaranya untuk standardisasi internasional yang merupakan kebijakan kementerian, kenaikan pangkat, syarat kelulusan, dan identitas akademik. “Siapapun menterinya dan apapun bentuk kebijakannya tidak akan menghilangkan kewajiban menulis artikel ilmiah bereputasi internasional,” tegasnya.