REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Krisnadwipayana (Unkris) bekerja sama dengan University of Technology of Malaysia (UTM) menggelar Seminar Internasional dengan tema “Navigating the World of Academic Journal: Writing and publishing” pada Sabtu (25/11/2023). Kegiatan seminar dilaksanakan secara hybrid dari pendopo Kampus Unkris dan zoom meeting.
Seminar tersebut diikuti lebih dari 250 peserta yang merupakan dosen, mahasiswa pascasarjana Unkris, dan juga akademisi dari berbagai perguruan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri. Tampil dua pembicara utama yakni Associate Professor Ts Dr Assnul Dahar bin Minghat dari UTM dan Professor Ace Suryadi MSc, PhD, guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Seminar dipandu dan dimoderatori oleh dosen Unkris Dr. Donny Abdul Latief Poespowidjojo.
Rektor Universitas Krisnadwipayana Dr Ir Ayub Muktiono, M.SIP, CIQaR, dalam sambutannya mengatakan, Unkris memiliki visi menjadi universitas unggul pada 2025. Untuk mencapai visi tersebut, berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan oleh Unkris.
Salah satunya adalah meningkatkan kualitas karya ilmiah yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa Unkris. Karya ilmiah berkualitas yang dimaksud adalah yang dapat diterima jurnal internasional yang berkualitas dan terakreditasi.
“Seminar internasional ini menjadi bagian dari upaya Unkris memacu dosen dan mahasiswa untuk bagaimana menghasilkan karya ilmiah yang bisa terbit di jurnal internasional terakreditasi,” kata Dr Ayub dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Jumat (1/12/2023).
Dr Ayub berharap melalui materi yang disampaikan dua pembicara tersebut dapat menambah wawasan dosen dan mahasiswa, juga akademisi yang mengikuti seminar internasional, terkait bagaimana bisa menembus jurnal internasional terakreditasi.
Sebelumnya, Ketua Penyelenggara Seminar Internasional, Dr Dhistianti Mei Rahmawantari menjelaskan tujuan diselenggarakannya seminar internasional ini antara lain adalah untuk meningkatkan kualitas artikel yang dihasilkan oleh para akademisi Unkris khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Terutama para mahasiswa pascasarjana yang membutuhkan bimbingan dan masukan mengenai bagaimana menulis dan menerbitkan artikel yang berkualitas.
Dr Dhistianti membeberkan bahwa dalam menulis artikel ilmiah yang berkualitas diperlukan hasil temuan yang mendalam dan berdampak kepada masyarakat maupun akademis, literatur review yang update di bidangnya, dan analisis yang kritis mengenai suatu topik. “Seminar internasional ini diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir para peserta dalam menghadapi permasalahan tersebut.”
Sementara itu, Associate Professor Ts Dr Assnul Dahar bin Minghat dalam materinya menyampaikan pentingnya mem-publish artikel yang ditulis dosen, mahasiswa, maupun akademisi lainnya dalam jurnal internasional terakreditasi. Ia juga memberikan tips bagaimana sebuah artikel ilmiah dapat diterima di dalam jurnal yang berkualitas melalui metode ACCEPTANCE.
Metode ACCEPTANCE meliputi Attention to details, Check and double check your work, Consider the reviewers’ comments, English must be as good as possible, Presentation is important, Take your time with revision, Acknowledge those who have helped you, New, original and previously unpublished, Critically evaluate your own manuscript dan Ethical rules must be obeyed. “Untuk mengembangkan artikel, kita bisa mulai dari bagian judul, abstrak, keyword, background, methods, result, diskusi, kesimpulan serta reference,” jelasnya.
Dr Assnul juga mengingatkan pentingnya akademisi untuk memilih jurnal yang baik sesuai dengan bidang ilmu artikel yang ditulisnya.
Adapun Prof Ace Suryadi menyampaikan pentingnya memilih jurnal yang berkualitas untuk menerbitkan artikel. Untuk mengidentifikasi jurnal berkualitas setidaknya terdapat 6 faktor yang harus kita kenali. Pertama jurnal yang memiliki high-impact; impact factor dari suatu jurnal menunjukkan seberapa sering jurnal tersebut di cite oleh peneliti sehingga jurnal yang memiliki impact factor tinggi sering kali dianggap sangat prestisius.
Kedua, Peer–Reviewed Journal. Menurut Prof Ace, peer-reviewed journal seringkali dianggap lebih dipercaya dan dapat diandalkan, artikel yang di-submit oleh para akademisi dan peneliti akan di-review oleh para ahli yang pakar di bidangnya.
Ketiga, open access journal, di mana jurnal yang open access dapat diakses oleh siapa saja secara gratis. Lalu keempat, indexed journal. Bahwa jurnal yang terindeks dalam database yang bereputasi di internasional seringkali dipertimbangkan sebagai jurnal yang memiliki kualitas sangat baik.
Lima, predatory journal. Prof Ace mengingatkan agar periset harus berhati–hati agar tidak terjebak dalam jurnal yang predator yang tidak memiliki editor dan peer review yang baik dan umumnya hanya mengincar keuntungan dari artikel yang ingin diterbitkan.
"Kemudian keenam adalah society journal, yakni jurnal yang terasosiasi dengan akademisi seperti universitas maupun lembaga sosial yang profesional seringkali dianggap sebagai jurnal yang berkualitas," jelas Prof Ace.