Jumat 21 Apr 2023 17:39 WIB

25 Tahun BUMN: Erick Thohir, BUMN, dan Ramadhan

Erick melakukan pemberantasan korupsi di perusahaan-perusahaan BUMN tersebut.

Muhammad Muchlas Rowi,  Komisaris Independen PT Jamkrindo
Foto: Dok Pribadi
Muhammad Muchlas Rowi, Komisaris Independen PT Jamkrindo

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Muchlas Rowi,  Komisaris Independen PT Jamkrindo

Walau terjadi bulan April tetapi dua momentum ini bukanlah tipu-tipu [April Mop]. Sebaliknya, ini menjadi sesuatu yang spesial bagi bangsa Indonesia. Keduanya merupakan momentum sarat makna dan sejarah. Selain Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, April juga menjadi bulan kelahiran Kementerian BUMN.

Tepat pada 13 April 2023 usia Kementerian BUMN genap 25 tahun alias usia perak. Usia yang menggambarkan sebuah perjuangan panjang, ada sejumlah pencapaian meski belum cukup untuk membangun Indonesia.

Seperti kita tahu, sekira 25 tahun lalu terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 tahun 1998. PP ini mengatur Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan Selaku Pemegang Saham atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Perusahaan Perseroan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara. Lahirnya beleid tersebut menandai perubahan penting, dimana rumah besar BUMN yang sebelumnya cuma sekelas Direktorat Jenderal atau Eselon I, dengan nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara [DJ-PBUN] menjadi setingkat Kementrian bernama Kementrian Badan Usaha Milik Negara.

Kata Kunci Transformasi

Sekali lagi meski terjadi di bulan April ini sama sekali tak ada kaitan dengan fools days atau kebohongan apa pun. Sebaliknya, benang merah yang dapat kita ambil dari dua momentum penting di bulan ini adalah ‘tranformasi’.

Puasa adalah momentum perubahan positif, untuk melakukan refleksi diri, mengetuk kepekaan sosial dan memperkokoh ketakwaan para pelakunya. Sementara Idul fitri yang kemudian dilaksanakan di penghujung pelaksanaan puasa, menjadi penanda bahwa para pelaku puasa [saimun] telah berhasil melakukan transformasi. Lalu naik kelas dengan bertambahnya keimanan dan ketakwaan.

Proses transformasi yang dalam tiga tahun terakhir dilakukan di dalam tubuh Kementrian BUMN sejatinya ‘serupa mesti tak sama’. Di bawah kepemimpinan Erick Thohir Kementrian BUMN telah menjalankan serangkaian langkah transformasi, efisiensi, dan restrukturisasi untuk memperbaiki kinerja dan performa BUMN.

Berkat upaya transformasi, efisiensi, dan restrukturisasi yang dilakukan putra dari Muhammad Thohir ini, kesan negatif BUMN sebagai sumber masalah perlahan memudar. Kementerian BUMN saat ini justru jadi pusat kreativitas, inovasi, bahkan solusi. Diawali dengan merampingkan struktur birokrasi di kementerian agar bisa bergerak lebih cepat dan lincah. Erick Thohir lantas menjalankan misi penyehatan BUMN, melakukan restrukturisasi dengan membentuk klaster-klaster dan holding. Upaya ini dilakukan, karena mengawasi 41 perusahaan dan 12 klaster tidaklah mudah. Terbaru, Erick merampingkan kembali BUMN dengan membubarkan 6 perusahaan BUMN.

Erick Thohir sadar, tak semua BUMN dalam keadaan sehat dan kompetitif, karena faktanya ada juga BUMN yang sifatnya layanan publik dan penugasan. Erick juga sadar jika dalam sekian lama ada banyak BUMN yang menjalankan usaha di luar core bisnisnya. Karena itu, fokus lainnya dalam transformasi BUMN adalah dengan memperjelas core bisnis perusahaan-perusahaan BUMN.

Kasus-kasus yang menimpa Jiwasraya, Asabri, maupun Garuda Indonesia, menjadi pembelajaran penting bagi Erick Thohir. Bahwa selain memperjelas core bisnis perusahaan-perusahaan BUMN juga harus dilakukan langkah cepat untuk mengatasi kasus hukum.

Erick lantas melakukan pemberantasan korupsi di perusahaan-perusahaan BUMN tersebut. Dengan cepat dia melaporkan dan meminta BPK, KPK dan Kejaksaan Agung untuk membenahinya.

Terobosan lain yang dilakukan Erick Thohir dan mengejutkan publik adalah langkahnya memergerkan bank-bank syariah. Erick melihat perlunya melakukan holdingisasi untuk memperkuat dan mengefektifkan kinerja bank syariah dalam satu payung perusahaan yang baik dan sehat. Erick berharap, dengan langkah tersebut Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

Peran terbesar Erick Thohir yang tak bisa dilupakan adalah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan sukesnya pelaksanaan mudik pertama pasca covid di tahun 2022. Berkat tangan emasnya, Indonesia bisa melakukan diplomasi untuk mendatangkan vaksin, penyediaan oksigen, obat gratis, hingga penciptaan vaksin. Indonesia pun pada akhirnya, jadi salah satu negara terbaik dalam menyelesaikan kasus yang tak pernah ada presedennya di mana pun dan kapan pun ini.

Last, Erick Thohir juga turut memiliki andil besar dalam menyukseskan program pemerintah mewujudkan proses mudik yang aman dan sehat. Padahal, bayang-bayangan dan ketakutan publik terhadap virus Covid-19 masih cukup besar. Semoga kesuksesan serupa juga tercipta pada prosesi mudik di tahun 2023 ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement