REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia memiliki cukup banyak proyek bahan bakar fosil yang direncanakan untuk memenuhi perkiraan permintaan energi global hingga tahun 2050. Oleh karena itu, pemerintah global harus berhenti mengeluarkan lisensi baru untuk minyak, gas, dan batu bara baru, demikian menurut sebuah studi.
Para peneliti dari University College London dan International Institute for Sustainable Development (IISD), mengungkap jika negara-negara melakukan perubahan yang dijanjikan untuk menjaga agar dunia tidak melanggar target-target iklim, maka proyek-proyek bahan bakar fosil yang baru tidak akan diperlukan.
Menurut peneliti, temuan ini memberikan dasar ilmiah yang kuat bagi pemerintah global untuk melarang proyek-proyek bahan bakar fosil yang baru dan mulai mengurangi industri bahan bakar fosil, sambil mendorong investasi di bidang energi alternatif yang bersih.
"Dengan menetapkan tuntutan yang jelas dan segera, para pemimpin politik akan mampu menetapkan norma baru seputar masa depan bahan bakar fosil, di mana industri ini dapat diminta pertanggungjawabannya segera," kata para peneliti, dilansir Guardian, Jumat (31/5/2024).
Diterbitkan di jurnal Science, makalah ini menganalisis perkiraan permintaan energi global untuk minyak dan gas, serta listrik yang dihasilkan dari batu bara dan gas, dengan menggunakan berbagai skenario yang disusun untuk Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.
Penelitian ini menemukan selain tidak memerlukan ekstraksi bahan bakar fosil baru, tidak ada pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas baru yang diperlukan di masa depan tanpa emisi. "Melalui studi ilmiah ini kami ingin membantu memfokuskan kebijakan untuk menargetkan skala investasi energi terbarukan dan energi bersih yang ambisius, sambil mengelola penurunan infrastruktur bahan bakar fosil dengan cara yang adil dan merata," kata Dr Steve Pye, salah satu penulis laporan dari UCL Energy Institute.
Laporan ini memperluas hasil penelitian Badan Energi Internasional (IEA) yang telah memperingatkan dalam beberapa tahun terakhir bahwa tidak ada proyek bahan bakar fosil baru yang sesuai dengan tujuan global untuk membangun sistem energi bersih tanpa emisi.
IEA mengesampingkan investasi baru dalam proyek-proyek bahan bakar fosil jangka panjang, tetapi mengakui bahwa investasi berkelanjutan akan diperlukan dalam aset-aset minyak dan gas yang ada dan proyek-proyek yang sudah disetujui.