REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU -- Sebagai bagian dari Program Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (PPM), Arutmin Tambang Senakin bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan kembali melakukan kegiatan Senakin Bebas Stunting (SBS) di Puskesmas Tamiang Geronggang.
Program yang berupa pemeriksaan kesehatan gratis bagi ibu-ibu hamil ini, berjalan di Lokasi Tambang Senakin yang cukup terpencil, dimana akses layanan kesehatan terbatas dan tidak terdapat dokter spesialis yang memadai.
Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) selaku induk usaha PT Arutmin Indonesia (Arutmin) Adika Nuraga Bakrie mengatakan, Arutmin berkomitmen untuk terus mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat di sekitar tambang.
"Program ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di wilayah operasi Arutmin untuk mendapatkan generasi masa depan yang lebih sehat dan berkualitas,” tuturnya, dalam keterangannya, Ahad (30/6/2024).
Inisiatif ini, lanjut Aga, demikian Adika Bakrie kerap disapa, bertujuan agar ibu hamil tetap sehat, bugar dan semangat dalam menjalani masa kehamilan sampai melahirkan bayi yang sehat, cerdas, dan kuat.
“Penyuluhan kesehatan, pemberian vitamin dan kegiatan senam hamil dilakukan oleh bidan-bidan puskesmas yang ada di lingkar Tambang Senakin. Manfaat yang dirasakan masyarakat sekitar sangat besar, karena fasilitas kesehatan belum mencukupi, sehingga pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Arutmin ini diharapkan dapat rutin dilakukan dan berkembang ke daerah lingkar tambang lainnya,” ucapnya.
Arutmin menaruh perhatian besar dan memberikan dukungan terhadap program pemerintah, pencegahan dan pengurangan angka stunting dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil risiko tinggi dan Ultrasonografi (USG) gratis di wilayah lingkar tambang sejak tahun 2023 lalu.
Upaya yang dilakukan oleh Arutmin ini menjadi bagian dari komitmen untuk mengoptimalkan kontribusi perusahaan pada pemberdayaan dan pengembangan masyarakat serta lingkungan di bidang kesehatan yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yaitu good health and well-being (kehidupan sehat dan sejahtera), menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
Beberapa kegiatan pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di bidang kesehatan yang secara konsisten dilakukan di antaranya melalui program pemeriksaan kesehatan berkala dan penyediaan layanan kesehatan dasar, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, serta penanganan penyakit umum.
Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dapat mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat setempat secara keseluruhan.
Dikutip dari Antara, stunting merupakan salah satu masalah kesehatan nasional. Percepatan penurunan stunting pada balita adalah program prioritas pemerintah sebagaimana terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun dari 24 persen hingga 14 persen. Perlu penanganan khusus mulai dari pemerintah hingga tingkat keluarga. Terdapat 3 upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, dimulai pada periode pra kehamilan wanita.
Upaya tersebut adalah pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) bagi remaja putri, pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil, serta pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan.
“Sesuai arahan Wakil Presiden sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat, penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting harus dilakukan secara efektif, konvergen, dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor di tingkat pusat dan daerah. Arutmin bangga dapat menjadi bagian dari program pemerintah sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap dunia kesehatan,” kata Aga.