Senin 24 Feb 2025 11:58 WIB

Banjir Bandang di Botswana Tewaskan Tujuh Orang

Lebih dari 1.700 orang sudah dievakuasi dari daerah terdampak banjir.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Kondisi banjir di Botswana, 20 Februari 2025.
Foto: Reuters
Kondisi banjir di Botswana, 20 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GABARONE -- Presiden Botswana Duma Boko mengatakan banjir bandang yang menghantam negaranya menewaskan tujuh orang, termasuk tiga anak-anak. Banjir yang dipicu hujan berhari-hari itu juga memaksa ribuan orang mengungsi.

Pihak berwenang menutup sekolah-sekolah dan memblokir jalan sementara waktu, setelah hujan mengguyur selama satu pekan. "Kami akan terus bekerja dalam jangka-pendek untuk memitigasi kehilangan," kata Boko di stasiun televisi, Sabtu (22/2/2025) lalu.

Ia mengatakan, lebih dari 1.700 orang sudah dievakuasi dari daerah terdampak banjir. Bendungan di Ibu Kota Gabarone, meluap, mobil-mobil tersapu panjang dan properti mengalami penyumbatan air.  

Pejabat badan penanggulangan bencana mengatakan kurangnya drainase di wilayah perkotaan berkontribusi terhadap banjir di sejumlah daerah dataran rendah.

"Kita harus meninjau kembali perencanaan infrastruktur kita untuk memastikan bahwa infrastruktur kita di tingkat nasional memang dapat mengatasi kekeringan dan banjir," kata Boko.

Pemerintah Botswana sebelumnya telah memperingatkan negara itu akan terus dilanda hujan lebat hingga setidaknya akhir Februari. Dikhawatirkan banjir akan berlanjut di daerah-daerah yang terkena dampak.

Dalam pernyataannya, Kementerian Pariwisata dan Lingkungan Hidup memperingatkan hujan deras yang tak kunjung berhenti diperkirakan menyebabkan akumulasi air yang meluas dan banjir bandang di seluruh negeri.

“Situasi curah hujan saat ini diperkirakan terus berlanjut sepanjang pekan ini dan mungkin hingga akhir minggu depan (28 Februari 2025), yang berpotensi memperburuk situasi di daerah-daerah yang telah terkena dampak,” kata sekretaris tetap Kementerian Pariwisata dan Lingkungan Hidup Botswana Boatametse Modukanele.

Ia memperingatkan curah hujan sebesar 50 mm atau lebih selama 24 jam kemungkinan besar akan terjadi di banyak wilayah di negara itu. Hujan deras ini diperkirakan memperburuk situasi yang sudah mengerikan.

Ibu Kota Gaborone merupakan salah satu daerah yang paling parah terkena dampak banjir, dengan jalan-jalan yang terendam, pusat-pusat perbelanjaan rusak dan lingkungan pemukiman terendam banjir.

Pihak berwenang melaporkan gangguan yang signifikan pada jaringan transportasi karena jalan-jalan utama tidak dapat dilalui karena genangan air.

Penduduk di daerah dataran rendah sangat terpengaruh, dengan beberapa terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Pemerintah daerah dan penduduk di daerah rawan banjir didesak untuk melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan, termasuk merelokasi penduduk ke tempat yang lebih tinggi dan menghindari perjalanan yang tidak perlu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement