Rabu 05 Mar 2025 19:10 WIB

Banjir Jabodetabek, Penataan Rumah di Bantaran Sungai Mendesak

Pembenahan tata ruang kota mutlak diperlukan untuk mengatasi permasalahan banjir.

Rep: Bayu Adji P / Red: Satria K Yudha
Penampakan banjir di Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Penampakan banjir di Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir besar melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Banjir yang terjadi itu mayoritas disebabkan luapan sungai.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisaksi Nirwono Joga mengatakan, perlu dilakukan pembenahan untuk mengatasi masalah banjir di Jabodetabek, yang hampir selalu terjadi setiap tahunnya. Menurut dia, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah pembenahan tata ruang kota.

Baca Juga

"Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, dan Tangsel perlu melakukan pembenahan permukiman yang berada di bantaran sungai dan sekitarnya," kata dia, Rabu (5/3/2025).

Menurut dia, upaya penanganan banjir berupa pengerukan sungai tidaklah cukup. Ia menilai, upaya pengerukan itu harus dibarengi juga dengan pembenahan bantaran sungai. Ia menilai, pemerintah juga harus mulai memikirkan untuk merelokasi warga yang tinggal di bantaran kali. Sebab, bantaran kali itu sejatinya merupakan bagian dari daerah aliran sungai yang termasuk dalam kawasan hijau. 

"Lokasi permukiman di bantaran kali perlu didata berapa jumlah warga yang akan direlokasi ke rusunawa. Pemda dapat mencari lokasi potensial yang dapat dibangun rusunawa mixed use, seperti lokasi kantor kelurahan/kecamatan, puskesmas, sekolah negeri yang berada dekat lokasi bantaran sungai," ujar dia.

Nirwono menambahkan, keberadaan sungai juga harus didukung dengan optimalisasi situ, danau, embung, dan waduk (SDEW). Hal itu diperlukan untuk membantu menampung luapan air sungai, sehingga bisa mengurangi debit air sungai secara signifikan dan tidak meluap membanjiri permukiman.

Tak hanya itu, ia menilai kawasan permukiman juga mesti menyediakan sumur resapan di setiap halamannya. Di sisi lain, perlu juga disediakan saluran air besar untuk menampung air hujan dan dialirkan (SDEW).

"Seluruh kota harus merehabilitasi seluruh saluran air kota yang sudah tidak mampu menampung air hujan, saluran air harus diperbesar dimensi saluran sesuai kelas jalan, saluran air terhubung dengan SDEW terdekat untuk ditampung luapan air hujan," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement