WASHINGTON--Penuntut umum AS menuntut dengan tuduhan terorisme terhadap seorang wanita hamil warga AS, dalam kasus yang dikenal dengan kasus Jihad Jane. Terhitung sudah dua orang wanita warga Amerika dituduh merencanakan kamp pelatihan teror yang dibuat secara online.
Jamie Paulin-Ramirez diterbangkan dari Irlandia ke Philadelphia, dimana ia kemudian ditangkap oleh agen gabungan khusus anti-terorisme. Anak laki-lakinya yagn berusia enam tahun, terbang bersamanya kemudian ditempatkan di rumah pengawasan khusus perlindungan anak.
Seorang petugas yang tidak bersedia disebut namanya, mengatakan kepada AP, Jamie saat ini tengah mengandung. Namun, hal itu tidak dikemukakan secara resmi.
Jamie muncul sesaat pada saat sidang federal dimulai, Jumat (2/3). Keterangan dari Jamie akan dijadwalkan akan dilakukan pada sidang pekan depan. Pengacara Jamie tidak bisa dimintai komentar saat ini.
Bulan Maret lalu, pihak berwajib di Irlandia menahan Jamie yang berasal dari Colorado dan enam orang lainnya, pada saat investigasi sebuah percobaan untuk membunuh seorang kartunis Swedia yang membuat gambar yang telah menyinggung kaum muslim.
Ketujuh tersangka tersebut berkaitan dengan Colleen LaRose, wanita berusia 46 tahun yang telah berkeliling Eropa dan berhasil ditangkap ketika ia kembali ke Amerika Serikat.
Dakwaan terbaru menuntut Colleen dan Jamie bepergian ke Eropa secara terpisah untuk mendukung jihad dengan kekerasan. Dalam dakwaan, ditulis juga mengenai pertemuan Colleen dengan Jamie di Eropa dan kemudian meminta Jamie untuk bergabung dalam kamp pelatihan teror tersebut.
Jamie kemudian menerima, lanjut dakwaan, lalu meminta ijin untuk membawa putranya berusia enam tahun. Dia kemudian berkeliling Eropa pada bulan September lalu dan pada saat kedatagannya, dia menikahi seorang konspirator yang hanya dia kenal melalui diskusi online.
Pada bulan Agustus lalu,Jamie dan Colleen mengadaakan percakapan online yang mengatakan, " ketika saudara-saudara kita berjuang untuk keyakinan dan rumah mereka, lalu mereka disebut teroris...baiklah, maka saya adalah teroris dan sangat bangga menjadi salah satunya,".
Berdasarkan dakwaan, Jamie menjawab, "Benar sekali..jika begitu mereka menyebutnya maka demikian jugalah saya.
Ketika tuntutatan awal terhadap Colleen LaRose diumumkan bulan lalu, hal itu merupakan kali pertama kasus terorisme pertama yang disidangkan terhadap perempuan.
Penuntut umum menuduh Colleen menyebut dirinya "Jihad Jane" dalam percakapan di internet, namun dia menyangkalnya dalam interogasi dengan FBI. Dia kemudian menyatakan dirinya tidak bersalah.
Colleen LaRose tampaknya menghabiskan banyak waktu di internet beberapa tahun terakhir, selama ia mengurus Ayah dari kekasihnya di sebuah kota kecil yagn berada di kawasan timur dari Pennsylvania. Seorang pejabat Senat yang mewakili daerah itu mengatakan, Collen bekerjasama dengan baik dengan pihak berwenang setelah penangkapannya, yang kemudian mengungkap tujuh tersangka lain yang berhasil ditangkap di Irlandia pada bulan lalu.
Ibu dari Jamie, Christine Mott mengatakan dia telah mendengar kabar kedatangan putrinya kembali ke AS. "Dia tengah dalam masalah yang sangat, sangat serius," ujar Mott sambil menangis melalui sambungan telepon di Leadville, Colo.
Christine mengaku, dia tidak mengetahui perihal kehamilan putrinya. Dia merasa khawatir dengan kondisi cucunya. "Ini merupakan kedua kali, anak laki-laki Jamie bersama dengan ibunya ketika ditangkap, di dua negara yang berbeda. Saya ingin seseorang dapat membantu membuat anak itu kembali kesini. Anak itu sama sekali tidak bersalah," tuturnya.
Dia juga mengaku sangat khawatir terhadap kondisi putrinya, Jamie. "Anak saya bukanlah seorang monster. Orang-orang ini datang ke rumah saya melalui internet dan merayu Jamie yang sangat kesepian. Jika hal itu bisa terjadi pada saya, maka bisa juga terjadi pada siapa saja," kata Christine. (AP)