Kamis 20 May 2010 01:49 WIB

Ada Susno di Puncak Gunung Dempo

REPUBLIKA.CO.ID,PAGARALAM--Sembilan orang pendaki mengibarkan poster mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol Susno Duadji, berukuran 3x5 meter di puncak Gunung Api Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa pukul 09.30 WIB.

"Pendakian dilakukan dengan perjalanan delapan jam mulai Selasa (18/5) pukul 16.00 WIB dan tiba di puncak sekitar pukul 24.00 WIB tengah malam, kemudian baru mengibarkan poster sekitar pukul 09.30 WIB," kata ketua tim pendakian Sepri, di Pagaralam, Rabu..

Sepri melanjutkan, pukul 12.00 WIB tim kembali bergerak menyusuri tebing dengan menempuh perjalanan tiga jam, dan diperkirakan baru sampai di rumah pukul 18.30 WIB.

Ia menyatakan, pendakian menghadapi beberapa kendala seperti cuaca, angin badai dan ada anggota tim yang pertam kali mendaki gunung sehingga batuh waktu sekitar sembilan jam untuk mencapai puncak Dempo.

Gunung Dempo memiliki dua puncak, yaitu Merapi dengan ketinggian 3.173 dari permukaan laut, dan puncak Gunung Dempo dengan tinggi 3.159 dari permukaan laut.

"Memang sudah direncanakan untuk melakukan pengibaran poster Susno Duadji sebagai bentuk dukungan atas keberaniannya mengungkap berbagai kasus korupsi yang melibatkan institusi di lingkungan Mabes Polri," katanya.

Pengibaran ini sebagai simbol keberanian seorang putra asal Pagaralam-Besemah dalam berjuang menegakkan kebenaran dan membersihkan institusi Polri dari berbagai kasus korupsi, meskipun akhirnya dizalimi, sambungnya.

Mereka berharap dukungan itu membangkitkan semangat rakyat Indonesia dalam mendukung perjuangan Susno Duadji memberantas korupsi di bumi pertiwi ini. "Kami warga Pagaralam bukan mendukung Susno karena dirinya berasal dari Pagaralam, tapi keberaniannya dalam mengungkap korupsi, termasuk markus yang melibatkan sejumlah petinggi perpajakan tersebut," kata sekretaris tim pendakian, Handoko

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement