Selasa 08 Jun 2010 03:37 WIB

Setelah Seperempat Abad, Kasus Bhopal Kembali Dibuka

Ralewan membopong korban Tragedi Bhopal, India tahun 1984
Foto: AP
Ralewan membopong korban Tragedi Bhopal, India tahun 1984

REPUBLIKA.CO.ID, BHOPAL--Puluhan tahun berlalu, kasus hukum atas tragedi Bhopal yang menewaskan 15 ribu orang lebih masih terkatung-katung. Hari ini, sebuah pengadilan India menghukum tujuh karyawan senior mantan anak perusahaan Union Carbide di India dengan dakwaan "kematian oleh kelalaian" untuk peran mereka dalam tragedi gas Bhopal lebih dari seperempat abad yang lalu. Tragedi itu merupakan bencana industri terburuk dalam sejarah dunia.

Perusahaan itu, Union Carbide India Ltd, juga dinyatakan bersalah dengan dakwaan sama. Sayangnya, perusahaan itu tidak lagi ada.

Para mantan karyawan yang diadili, banyak dari mereka kini berusia 70-an tahun, menghadapi hukuman dua tahun penjara. Namun hakim tak mengumumkan hukuman atas masing-masing.

Para korban selamat dan keluarga keluarga yang tewas, bersama dengan aktivis hak azasi , berkumpul di kota itu dan meneriakkan slogan-slogan mengatakan putusan itu terlalu kecil dan terlambat.

Pada 3 Desember 1984, pabrik pestisida dijalankan oleh Union Carbide bocor dan sekitar 40 ton gas methyl isocyanate mematikan mencemari udara kota Bhopal di India tengah, dan seketika membunuh sekitar 4.000 orang. Pengaruh sisa-sisa racun menyebabkan korban tewashingga mencapai 15 ribu orang selama beberapa tahun.

Aktivis lokal bersikeras bilangan korban yang sesungguhnya hampir dua kali lipat, dan mengatakan perusahaan dan pemerintah telah gagal untuk membersihkan bahan kimia beracun di pabrik, yang ditutup setelah kecelakaan itu.

Proses pengadilan kasus ini berjalan sangat lamban dan tidak efektif.

India Central Bureau of Investigation, badan atas investigasi di negara itu, awalnya menuduh 12 terdakwa: delapan pejabat senior perusahaan India; Warren Anderson, kepala Union Carbide Corp pada saat gas bocor, perusahaan itu sendiri, dan dua anak perusahaan.

Tujuh dari delapan pejabat perusahaan India divonis Senin. Yang lainnya sudah meninggal. Anderson dan Union Carbide tidak pernah muncul di pengadilan.

Union Carbide yang dibeli oleh Dow Chemical Co pada tahun 2001. Dow mengatakan kasus hukum itu diselesaikan pada tahun 1989 ketika Union Carbide diselesaikan dengan pemerintah India dengan nilai 470 juta dolar AS, dan bahwa semua tanggung jawab untuk pabrik tersebut sekarang terletak pada pemerintah negara bagian Madhya Pradesh, yang kini memiliki situs bekas bencana itu.

Juli lalu, pengadilan yang sama di Bhopal telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Anderson dan juga memerintahkan pemerintah India untuk menekan Washington untuk ekstradisi orang Amerika itu. Hakim tidak menjelaskan mengapa Anderson atau perusahaan kimia Amerika tidak diadili secara in absentia.

Anderson ditahan sebentar segera setelah bencana terjadi, namun ia segera meninggalkan negara itu dan sekarang tinggal di New York

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement