REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Bakpia Djava, perusahaan yang memproduksi kue tradisonal khas Yogyakarta, berhasil memecahkan rekor pembuatan bakpia terbesar di dunia. Acara itu digelar di pelataran Monumen Serangan Omoem Sebelas Maret, Yogyakarta, Sabtu malam (12/6).
Selain itu, pada saat yang sama juga dicatat rekor baru makan bakpia bersama, dengan jumlah orang yang ikut sampai 1.398 orang. Bakpia pemecah rekor tersebut berukuranan diameter 2,6 m dengan tebal 30 cm, dan berat mencapai 2,2 ton.
Keberhasilan pemecahan rekor ini dimeriahkan dengan pesta kembang api sekitar 15 menit. Perusahaan Bakpia Djava (Licius) ini adalah milik pasangan suami istri, Fendy Sanjaya dan Wieke Sutanto.
Perusahaan ini dibentuk sekitar tiga tahun lalu, meneruskan usaha orangtua mereka, yakni Toko Kulon Jaya, yang beralamat di Jl Karel Satsuitubun No 93, Yogyakarta.
Bakpia Djava ini, selain dipasarkan di Yogyakarta, juga dikirim dalam kemasan kotak-kotak ke hampir seluruh kota besar di Indonesia.
Wakil Walikota, Haryadi Suyuti, yang hadir pada event ini menyambut baik usaha yang dilakukan Bakpia Djava ini, dengan harapan akan semakin menyemarakkan nama Yogya sebagai tujuan wisata nasional dan juga sebagai kota kuliner nasional.
Bakpia sebesar itu dibuat dengan bahan 944 kg kacang ijo, 672 kg gula pasir, tepung 97,5 kg, telur 350 kg, dan minyak 200 liter.
Bakpia ini dibuat oleh sekitar 30 orang koki, dan dimasak dalam sebuah oven yang dirancang khusus dan dikendalokan panasnya sekitar 80-100 derajat Celcius. Oven tersebut dibuat dengan 12 plat baja khusus, dengan rangka besi. Total beratnya mencapai 880 kg.
Membutuhkan waktu dua jam sampai bakpia raksasa ini benar-benar masak, dan untuk pemanasan ovennya membutuhkan empat tabung gas ukuran 12 kg.
Menurut Wieke, sebelum pemecahan rekor malam tersebut, pihaknya tiga kali melakukan percobaan. Dua kali gagal, dan yang ketiga kali berhasil. Ia tak bersedia menjelaskan berapa biaya yang dihabiskan untuk event pemecahan rekor ini.
Wieke hanya mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai usaha untuk semakin menyemarakkan nama Yogyakarta sebagai tempat wisata nasional dan internasional, berikut dengan kekhasan kulinernya.
Widya, dari MURI, mengatakan sebelum rekor ini, MURI mencatat telah ada sekurangnya pemecahan rekor yang berkaitan dengan pembuatan makanan/kue, yakni rekor geplak terbesar, rekor gudeg terberat, rekor peyek terbesar, dan rekor apem terpanjang.