REPUBLIKA.CO.ID,OSH--Meningkatnya jumlah korban tewas hingga mencapai lebih dari 100 orang akibat ketegangan politik dan kerusuhan di selatan Kyrgyzstan telah, mendorong Sekjen PBB, Ban Ki-Moon, menyatakan kondisi bahaya di negara itu. PBB juga akan mengirimkan utusan khusus untuk berkunjung ke Bishkek, ibu kota Kyrgyztan.
Ban menyampaikan sikap prihatinnya akibat kekerasan etnis yang melanda negara di Asia tengah tersebut. Pernyataan sikap itu disampaikan Ban kepada menteri luar negeri Kazakhstan yang kini menjadi pimpinan Organisasi Kerja sama Keamanan Eropa. Kedua pejabat tinggi tersebut sepakat untuk melakukan koordinasi dalam mengatasi krisis ini dengan melibatkan Uni Eropa.
Mereka juga telah mengirimkan utusan khusus ke Bishkek untuk membantu memecahkan masalah tersebut. Sejak kerusuhan pecah tiga hari lalu antara suku Uzbek dan Kyrgyz, selain korban tewas yang terus bertambah, ribuan pengungsi dari kedua suku juga telah meninggalkan wilayah konflik ke tempat lain yang lebih aman. Bahkan puluhan ribu suku Uzbek telah meninggalkan negaranya.
Banyak warga sipil tak berdosa tewas dibantai kelompok bersenjata dan rumah mereka dimusnahkan. ''Mereka membunuh warga Uzbek seperti binatang, hampir seluruh kota musnah dilanda api,'' kata Dilmurad Ishanov, pekerja HAM asal Uzbek.
Kalangan aktivis juga menilai pemerintah telah gagal memberikan perlindungan keamanan kepada warganya yang tertindas akibat kerusuhan itu. Meski pemerintahan sementara di Bishkek juga telah memerintahkan petugas keamanan untuk segera menembak mereka yang yang membawa senjata api atau membahayakan warga sipil.
Kondisi darurat juga diberlakukan di seluruh wilayah bagian selatan Jalalabad setelah kerusuhan pecah di Osh yang berdekatan dengan wilayah tersebut. ''Saat ini aksi tembak menembak terjadi di jalanan. Ada kepulan asap di penjuru kota,'' kata warga Jalalabad kepada AFP.