REPUBLIKA.CO.ID, KYRGYZTAN--Sebanyak 400 ribu orang lebih etnis Uzbek yang tinggal di kota Osh, Kyrgystan, setelah sebuah kerusuhan berbau SARA melanda wilayah ini. Angka ini merupakan setengah dari sekitar 800 ribu etnis Uzbek yang tinggal di selatan Kyrgyzstan sebelum kekerasan etnis terburuk di Asia Tengah dalam beberapa dekade meletus di sana minggu lalu. Lebih dari 200 orang - bahkan mungkin lebih - telah terbunuh, dan etnis Uzbek telah dibersihkan dari kota ini.
Etnis Uzbek pada Kamis menuduh pasukan keamanan membantu mayoritas etnis Kyrgyz saat mereka membantai orang dan membakar rumah mereka. Kolonel Iskander Ikramov, kepala militer Kyrgyz di selatan, menolak tuduhan keterlibatan pasukan dalam kerusuhan tapi mengatakan tentara tidak ikut campur dalam konflik karena tidak seharusnya memainkan peran polisi.
Militer dan polisi memblokir jalan-jalan dan mulai patroli minggu ini setelah kekerasan terburuk telah berakhir.
Seorang warga Uzbek yang diwawancarai oleh wartawan Associated Press di Osh, kota negara kedua terbesar, berbarengan dengan penyerangan, banyak kaum wanita yang mengalami kekerasan seksual. Ia menceritakan di satu ruas jalan yang dilaluinya, setidaknya menemukan 10 perempuan yang tengah diperkosa, termasuk seorang anak berusia 12 tahun dan perempuan hamil.
Warga lain, Matlyuba Akramova, menunjukkan salah satu anggota keluarganya, seorang perempuan berusia 16 tahun yang dalam keadaan depresi. Ia diperkosa di loteng rumahnya saat penyerang masuk dan membantai ayahnya. "Apa yang mereka lakukan padanya - bahkan binatang tidak akan melakukan hal itu," kata Akramova. "Dia hilang kesadaran ketika mereka mulai memukul belakang kepalanya dengan kaki."
Aktivis Human Rights Watch, Anna Neistat, yang menyelidiki kekerasan di Osh, mengatakan sulit untuk mengatakan berapa banyak terjadi perkosaan. "Saya hanya mendokumentasikan setidaknya satu kasus di mana saya berbicara dengan wanita yang telah diperkosa," katanya. "Ada beberapa perempuan lain di lokasi yang sama, jadi sekarang aku dapat mengatakan dengan pasti bahwa kasus-kasus seperti ini benar terjadi. Pertanyaannya adalah, berapa jumlah kasus perkosaan, dan itu yang akan terus kami data."
Anggota komunitas Kyrgyz telah membantah tuduhan kebrutalan dan menuduh Uzbek memperkosa perempuan Kyrgyz. Saksi mata dan sejumlah ahli mengatakan banyak Kyrgyz tewas dalam kerusuhan, namun sebagian besar korban adalah etnis Uzbek, petani, dan pedagang tradisional yang berbicara dalam bahasa Turki.
Odinama Matkadyrovna, seorang dokter Uzbek di Osh, mengatakan banyak korban perkosaan enggan untuk berbicara tentang pengalaman mereka. "Mentalitas kami adalah seperti yang mereka sembunyikan (kasus pemerkosaan)," katanya kepada Associated Press Television News.
Juru bicara Badan Kemanusiaan PBB, Elisabeth Byrs, mengatakan, diperkirakan 400 ribu orang telah terusir dari rumah mereka. Sekitar 100 ribu pengungsi di negara tetangga Uzbekistan, sementara sekitar 300 ribu lainnya tetap berada di Kyrgyzstan, negara berpenduduk 5,3 juta.