REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Sebuah kapal bantuan kemanusiaan Iran meninggalkan pelabuhan Bandar Abbas untuk menempuh perjalanan selama 14 hari ke Gaza akhir pekan ini, menurut pejabat Bulan Sabit Merah Iran kepada kantor berita ISNA, Selasa. "Kapal itu "Anak-Anak Gaza" berisi kargo yang akan selesai pada Sabtu dan pada Minggu akan meninggalkan Bandar Abbas menuju Gaza," kata Abdolraouf Adibsadeh, yang juga juru bicara proyek itu.
"Kapal kargo itu hanya akan berisi 10 orang --lima wartawan dan lima petugas Bulan Sabit Merah," katanya. "Tidak ada pembahasan" apakah Garda Revolusi Iran akan mengawal kapal itu. Kapal itu beisi 1.11 ton bantuan termasuk obat-obatan dan bahan makanan seperti tepung, air mineral, beras, minyak sayur, ikan tuna kaleng serta sabun, selimut, pakaian, balon dan boneka untuk anak-anak," kata Adibzadeh.
Bulan Sabit Merah Iran telah berencana untuk mengirimkan dua kapal bantuan ke kawasan Palestina awal bulan ini, dan pekan lalu pihaknya mengatakan bahwa kapal telah siap dan menanti persetujuan Kementerian Luar Negeri. Namun seorang pejabat di organisasi itu, Senin, mengatakan bahwa keberangkatan ke Gaza, yang diblokade angkatan laut Israel, ditunda karena kurangnya koordinasi dan perubahan kargo.
Adibzadeh tidak menyebutkan secara spesifik kapan kapal kedua akan diberangkatkan. Bulan Sabit Merah Iran sebelumnya mengatakan sebuah pesawat yang membawa 30 ton peralatan medis juga akan dikirim ke Mesir untuk menuju Gaza, namun nasib dari rencana itu belum jelas. Keputusan Iran untuk mengirimkan bantuan setelah pasukan Israel menyerbu kapal bantuan kemanusiaan pada 31 Mei yang mengakibatkan sembilan aktivis meninggal, serta memicu kemarahan dunia internasional.
Bulan Sabit Merah mengirimkan kapal bantuan ke Gaza pada Desember 2008 namun angkatan laut Israel menghentikannya dari memasuki kawasan negara miskin Palestina. Republik Islam itu tidak mengakui Israel dan ketegangan telah memburuk antara kedua negara di bawah kepemimpinan Presiden Mahmud Ahmadinejad yang berulang kali mengatakan bahwa Israel dikutuk musnah.
Israel, yang boleh jadi merupakan satu-satunya negara pemilik senjata nuklir yang tidak mengumumkan kepemilikannya di Timur Tengah, menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir dengan berpura-pura mengembangkannya untuk tujuan sipil. Israel juga tidak mengenyampingkan serangan militer untuk menghentikan ambisi nuklir Iran. Iran menyangkal tuduhan itu.