REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seperti apa ya, situasi ibadah haji seabad yang lalu? Pastinya, memang jamaah yang menunaikan rukun Islam kelima itu tidak sepadat sekarang. Namun bagaimana dengan tempat penginapan, situasi masjidil haram, transportasi, atau lokasi wajib lainnya untuk menunaikan haji.
Tak banyak referensi yang bisa menjelaskan situasi lengkapnya. Namun, dari foto-foto yang didapat dari pencarian di berbagai sumber, setidaknya, situasi haji seabad yang lalu bisa terekam. Seperti, Masjidil Haram yang belum dibangun seluas dan seindah seperti saat ini. Seratus tahun lalu, Masjidil Haram belum memiliki banyak menara yang menjulang tinggi ke langit. Tampak di foto, menara itu baru satu unit.
Sementara, di sekitar Ka'bah, di dalam Komplek Masjidil Haram, pun masih terdapat beberapa bangunan. Bahkan, ada pula sebuah gerbang yang berdiri tegak, dekat sekali dengan Ka'bah. Sedangkan sekarang, areal di sekitar Ka'bah sudah bersih dari berbagai bangunan dan tampak sangat lapang.
Sedangkan untuk penginapan jamaah, jangan dibayangkan, mereka tinggal di penginapan, hotel, gedung atau maktab seperti sekarang. Sebagian besar dari jamaah ternyata harus tinggal di tenda-tenda yang didirikan tersebar di Kota Makkah. Tenda-tenda yang mayoritas berwarna putih itu tampak berdiri tak teratur dan dengan bentuk beraneka ragam.
Lantas bagaimana dengan jamaah haji Indonesia? Meski belum merdeka, ternyata kala itu sudah banyak jamaah dari Hindia Belanda. Tak ada data yang bisa memastikan berapa banyak jamaah haji itu setiap tahunnya. Namun, dari foto-foto yang berbicara, jamaah itu tersebar dari berbagai daerah.
Ada jamaah dari Jepara (Jawa Tengah), Sumbawa (NTT), Martapura (Kalsel), Mandar (Sulbar), Palembang (Sulsel), dan Aceh. Kemudian, jamaah dari Kerinci (Jambi), Ternate (Maluku Utara), Ambon, Kepulauan Kei, dan Banda dari Maluku, Malang dan Pasuruan (Jawa Timur), Sambas (Kalbar), dan Pulau Selayar (Sulsel).
Dengan wajah khas pribumi, para jamaah haji itu berfoto bersama-sama. Teknologi foto mungkin bagi mereka sangat asing. Bahkan mungkin, foto itu merupakan yang pertama dan satu-satunya bagi mereka. Karenanya, tak heran bila sebagian besar dari mereka berfoto dengan pose berjongkok.
Untuk sampai ke Tanah Suci, jamaah mesti menempuh perjalanan laut selama sekitar sebulan. Belum ada transportasi pesawat udara. Sungguh, dibutuhkan perjuangan fisik yang berat untuk menunaikan perintah Allah SWT ini.