REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU--Kejaksaan Federal Amerika Serikat menyatakan seorang pria berkewarganegaraan Amerika serikat, Noshir Gowadia, akan segera menunggu putusan hakim pengadilan AS atas tuduhan mata-mata. Ia terbukti menjual informasi negara ke Cina khusus tentang rudal jelajah. Ia mendapatkan imbalan 15 ribu dolar As perbulan yang digunakannya untuk membayar cicilan sebuah rumah di Hawaii.
Ken Sorenson, pejabat kejaksaan, menyatakan para juri telah mengumpulkan cukup informasi selama empat bulan persidangan. Gowadia terbukti menjual informasi militer itu melalui internet ke Cina. "Ia kehabisan dana untuk membayar rumahnya, sehingga ia mencari jalan pintas dengan menjadi mata-mata," ujarnya.
Pengacara Gowadia membenarkan insinyur kelahiran India itu memberi Cina desain untuk sebuah rudal jelajah. Namun, dalihnya, informasi yang dijual Gowadia adalah informasi yang sudah tersedia untuk umum. "Desain yang dijual adalah desain hal-hal dasar dan tidak diklasifikasikan," kata David Klein, sang pengacara.
Gowadia, 67 tahun , juga sengaja memberikan data yang tidak akurat, menyesatkan, dan tidak spesifik, katanya. "Tidak ada yang memperdebatkan Gowadia berusaha untuk mendapatkan uang dari Cina," kata Klein. "Tapi Gowadia sengaja tidak menunjukkan semua pada mitra Cinanya."
Klein mengatakan Gowadia tidak mengkhianati negaranya. "Dia tahu seberapa jauh ia bisa pergi dan dia tidak akan melangkah lebih jauh. Kalau Cina mengira mereka mendapatkan lebih, mereka keliru."
Gowadia telah ditahan sejak 2005. Ia telah mengaku tidak bersalah atas 17 tuduhan, termasuk konspirasi, melanggar kontrol ekspor senjata, dan tindakan pencucian uang. Sidang dimulai pada awal April.